Minggu, 19 Desember 2010

Konsumsi Sayur Kurangi Angka Kematian

Tahukah Anda bahwa kita bisa berkontribusi untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan dengan cara mudah, yakni meningkatkan asupan sayur dan buah dalam menu harian kita?



Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur setiap hari bisa mencegah 15.000 kematian dini, termasuk 7.000 kasus penyakit jantung koroner, 15.000 akibat kanker, dan lebih dari 3.000 akibat stroke.

Meningkatkan asupan serat juga akan menyelamatkan 4.000 jiwa, demikian menurut para ahli dari Oxford University. Angka kematian juga bisa dicegah dengan mengurangi konsumsi garam dan asupan lemak. Paling tidak 33.000 nyawa bisa diselamatkan jika jumlah orang yang makan serat secara nasional meningkat.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health itu menganalisis kematian akibat stroke, kanker, dan penyakit jantung koroner dengan menghitung asupan makanan dan nutrisi. Penelitian juga dilakukan untuk melihat pengaruh pola makan pada angka kesakitan dan kematian dini pada tahun 2005 hingga 2007.

Sumber : Kompas

Tetap Sehat, Bukan Tetap Langsing

Kebanyakan diet populer tidak berhasil mempertahankan kelangsingan dalam jangka panjang. Sesungguhnya ada cara-cara gratis yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan penurunan berat badan secara permanen.



1. Olahraga
Agar bisa tetap langsing, dalam jangka panjang butuh bantuan olahraga, setidaknya 30 menit lima kali seminggu. Bila tak sempat olahraga, lakukan jalan kaki di sela-sela waktu bekerja atau lakukan pekerjaan rumah tangga. Lebih baik lagi jika kita jalan pagi bersama teman, ikut keanggotaan pusat kebugaran atau klub olahraga.

2. Latihan beban
Alasannya, latihan beban membentuk jaringan otot di tubuh kita. Semakin banyak jaringan otot yang dimiliki, semakin banyak jumlah kalori yang dibakar, meskipun sedang istirahat sekalipun.
Dalam buku Strong Women Stay Slim, Mirian Nelson, peneliti dari Tuft University, membuktikan bahwa wanita yang ikut diet plus melakukan latihan beban, bisa memangkas 44 persen lebih banyak lemak dibandingkan dengan mereka yang hanya berdiet. Senam aerobik hanya membakar kalori. Perlu dibantu latihan beban untuk membakar kalori lebih banyak lagi.

3. Catat makanan setiap hari
Sempatkan membuat catatan mengenai makanan yang kita makan seharian, kadar lapar sebelum makan dan emosi. Catatan harian ini akan memberi kesadaran baru.

4. Fokus tetap sehat bukan jadi langsing.
Lebih banyak orang berhasil langsing dalam jangka panjang ketika mengubah motivasinya dari ingin langsing menjadi ingin lebih sehat. Ubahlah mindset mengenai makanan yang bikin tubuh sehat daripada makanan yang bikin kita gemuk.

5. Kontrol porsi makanan
Sadari jumlah makanan yang disantap setiap kali makan. Minta porsi setengah ketika makan di restoran yang menyajikan porsi besar. Perhatikan kadar lapar ketika makan dan berhentilah makan ketika merasa sudah nyaman, bukan kekenyangan.

6. Turunkan bobot perlahan
Sadari bahwa penurunan berat badan yang cepat hanya menghilangkan air dan otot, bukan lemak. Padahal, otot diperlukan untuk menjaga kadar metabolisme. Bila otot berkurang, metabolisme melambat dan ujungnya, tambahan kalori akan diubah menjadi lemak. Berkurangnya kadar lemak ubuh akan efektif bila penurunan berat badan terjadi perlahan. Penurunan berat yang sehat tidak lebih dari setengah hingga satu kilogram per minggu.

7. Makan secara perlahan
Makan perlahan-lahan adalah cara yang baik menurunkan berat badan. Dari waktu pertama menyantap makanan, otak butuh waktu 20 menit untuk memberikan sinyal bahwa perut sudah penuh. Karena itu, nikmatilah setiap gigitan. (GHS/diy)

Pakaian Dalam Butut Bikin Enggak "Mood"

Fungsi utama pakaian dalam sebenarnya adalah menutupi dan melindungi organ intim. Namun, selain dicari karena fungsinya, ternyata kebanyakan wanita menganggap underwear sebagai salah satu benda fashion yang bisa memengaruhi penampilan.



Seorang wanita rata-rata memiliki 21 pasang pakaian dalam. Selain fungsi, unsur desain yang seksi, warna, dan bahan pakaian dalam menjadi daya tarik utama dalam membeli underwear. Tak heran jika banyak orang yang merasa kurang pede jika memakai celana dalam dan bra yang sudah butut.

Dalam sebuah survei terhadap 1.000 perempuan berusia 18 tahun ke atas mengenai pakaian dalam, mayoritas (74 persen) menjawab mereka merasa lebih seksi dan lebih pede ketika menggenakan sepasang underwear.
"Rambut yang susah diatur atau bad hair day memang bisa memengaruhi mood seorang wanita. Tapi, ternyata pakaian dalam yang bentuk dan warnanya mulai hancur juga bisa merusak mood mereka," kata Lisa Lee Freeman, pemimpin editor majalah ShopSmart, yang melakukan survei ini.

Dari survei juga terungkap, 27 persen responden mengatakan, suasana hati mereka dipengaruhi oleh pakaian dalam yang dikenakan. "Apa yang kita pilih di pagi hari untuk dikenakan bisa membuat perbedaan besar," kata Freeman.

Rata-rata tiap wanita memiliki 21 pasang pakaian dalam, tetapi 10 persen responden mengaku memiliki 35 pasang atau lebih. Warna netral menjadi favorit para responden (65 persen), dengan warna putih di urutan pertama, diikuti dengan hitam dan warna beige.

Secara umum (46 persen) responden mengatakan, celana dalam model brief (menutupi bokong) adalah jenis yang paling sering dipakai. Tetapi, wanita berusia 18-34 tahun lebih menyukai model bikini.

Sementara itu, separuh responden mengeluhkan celana dalam yang sering tidak pas, dengan keluhan nyelip di urutan pertama (30 persen), diikuti dengan tidak bisa tersamar oleh pakaian luar (19 persen), dan tidak memiliki coverage penuh di bagian belakang atau bokong (14 persen).

8 Cara Menghargai Diri Sendiri

Seberapa besar Anda menghargai diri sendiri? Jika belum, ambillah waktu sebentar dan lakukan sesuatu yang baik untuk diri sendiri.



1.    Sediakan waktu. Menyediakan waktu untuk diri sendiri akan membuat pikiran segar kembali. Bahkan, menyediakan lima menit hanya untuk menutup mata dan memfokuskan pikiran dapat membantu Anda merasa lebih baik. Namun, akan lebih baik bila Anda bisa menyediakan waktu yang lebih banyak untuk memfokuskan pikiran pada diri sendiri dan apa yang perlu dilakukan.

2.    Lakukan sesuatu yang baik untuk tubuh. Memang mudah mengabaikan kesakitan yang dirasakan tubuh dan lupa untuk mengurus diri sendiri. Cobalah berendam di air panas yang dicampur garam atau mintalah seseorang untuk memeluk. Bisa juga cobalah berdiri dan lakukan peregangan.

3.    Buat diri sendiri merasa nyaman. Misalnya dengan menelepon teman atau minum teh hangat, tidur dengan bantal dan selimut yang nyaman, menulis buku harian, makan sesuatu yang disukai, mencium bau minyak aromaterapi seperti vanila, lavender, dan lain-lain.

4.    Pergi ke dunia lain.
Caranya adalah dengan membaca buku, menonton film, atau biarkan pikiran mengalir ke mana pun ia pergi.

5.    Melakukan sesuatu yang konyol.
Ini akan membawa keluar jiwa kanak-kanak yang ada dalam kepribadian kita dan memberi perasaan bahagia. Misalnya bermain busa sabun, membuat kue, mengamati awan dan mereka-reka bentuknya, serta bermain dengan hewan peliharaan atau otopet.

6.    Cuti sehari. Apalagi bila Anda sudah merasa jenuh dengan pekerjaan sehari-hari. Ambil cuti sehari dan lakukan apa pun yang ingin dilakukan seharian penuh. Ini lebih baik daripada sehari di akhir pekan.

7.    Jalan-jalan di tengah alam terbuka. Kadang kita lupa memperhatikan dunia yang terbentang di sekitar. Mengamati alam akan membuat kita merasa lebih enak dan kalem. Berjalanlah di taman. Amati dan pandanglah pohon, rumput, langit, kemudian bernapaslah.

8.    Melakukan sesuatu yang sudah lama ingin Anda kerjakan. Mengapa menundanya lagi? Lekas kerjakan dan Anda akan merasa lebih baik.

Sabtu, 04 Desember 2010

Cabut Gigi di Jakarta Paling Murah

Tingkat keberhasilan layanan kesehatan di DKI Jakarta mencapai 60-70 persen, berdasarkan survei layanan kesehatan oleh Litbang Kompas terhadap 500 responden pada bulan April dan lembaga kemasyarakatan Fakta terhadap 800 responden pada Juni 2010. Hal tersebut diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.




Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menjadi layanan kesehatan nomor satu yang diandalkan oleh responden. Usia harapan hidup di Jakarta pun cukup tinggi, yakni 74 tahun untuk laki-laki dan 77,6 tahun untuk perempuan. Berkaca pada kondisi tersebut, Fauzi Bowo menilai bahwa pelayanan kesehatan di Jakarta telah cukup memadai dan terjangkau bagi masyarakat Ibu Kota.

"Semua puskesmas di Jakarta ini punya klinik gigi yang istimewa, dokternya cantik-cantik. Cabut gigi di Jakarta Rp 5.000, paling murah di dunia," papar Fauzi Bowo dalam sambutannya di acara Silaturahmi dengan Pengurus RT/RW, Dewan Kota/Kabupaten, dan Tokoh Masyarakat serta Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-38 DKI Jakarta di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (4/12/2010) siang.

Untuk menambah layanan di puskesmas-puskemas tersebut, Fauzi Bowo menegaskan rencana pemerintah untuk menyediakan layanan rawat inap di setiap puskesmas mulai tahun depan. "Tahun ini separuh puskesmas di kecamatan mendapatkan ISO, separuh puskesmas kelurahan mendapatkan ISO. Tahun depan, seluruh puskesmas di Jakarta punya layanan rawat inap," jelas Fauzi Bowo.

Layanan lain yang akan disediakan adalah pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta Selatan dengan layanan rawat inap tanpa pembedaan kelas. Di samping itu juga penambahan kamar untuk kelas III pada RSUD yang telah ada di Jakarta.

Perlukah Anda Menjalani Tes HIV?

Jika Anda merasa cemas atau khawatir akan kemungkinan terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV)virus yang menyebabkan  AIDSpenting artinya bagi Anda untuk menjalani tes atau screening sesegera mungkin.




Walaupun kemungkinan hasil positif menjadi ancaman menakutkan bagi siapa pun, Anda sebenarnya tidak perlu terlalu takut. Mengetahuinya lebih dini akan memberi keuntungan. Saat ini pasien pengidap HIV dapat hidup dengan harapan dan kualitas yang lebih baik, khususnya jika mereka melakukan pengobatan sejak dini.

Dengan memastikan apakah Anda positif terinfeksi, Anda juga dapat melakukan langkah antisipasi sehingga tidak akan menularkan virus mematikan ini kepada pasangan ataupun orang lain.

Beberapa jenis metode tes tersedia saat ini untuk mendiagnosis infeksi HIV. Ada pula tes atau screening untuk menyeleksi dan memonitor hasil pengobatan pada pasien-pasien yang positif mengidap HIV.

Lalu siapa saja yang berisiko mengalami infeksi HIV dan wajib menjalaniscreening? Inilah beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran apakah Anda wajib menjalani tes HIV/AIDS:

1. Anda adalah orang yang sering gonta-ganti pasangan seksual.

2. Anda melakukan hubungan seks tidak aman dengan seseorang yang berisiko terinfeksi HIV.

3. Anda menggunakan jarum suntik untuk keperluan obat, steroid, atau menggunakan jarum suntik secara bersamaan atau menggunakan alat-alat lain untuk narkoba.

4. Anda memiliki penyakit menular seksual, penyakit hepatitis, atau tuberkulosis (TBC).

5. Anda melakukan seks demi mendapatkan narkoba atau uang.

6. Anda pernah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang memiliki salah satu dari indikator di atas—atau dengan pasangan dengan sejarah seksual yang tak pernah Anda ketahui sebelumnya.

Wapres: Penanganan HIV/AIDS Harus Sinergis

Wakil Presiden Boediono meminta penanganan HIV/AIDS oleh sejumlah komponen dapat dilakukan secara lebih sinergi seiring meningkatnya kasus penyakit ini dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya prihatin dengan tingginya angka pengidap HIV/AIDS di Indonesia. Kita semua harus mawas diri, mengapa ini bisa terjadi," katanya dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-46 dan Puncak Hari AIDS se-Dunia di Jakarta, Jumat (3/12/2010).
   
Wapres mengatakan, peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS yang terus terjadi harus menjadi perhatian serius semua pihak, termasuk  instansi yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut. Apalagi dalam lima tahun mendatang Indonesia  dituntut untuk dapat menuntaskan delapan program sasaran pembangunan milenium (MDG’s).

"Kita harus pikirkan bagaimana kita membalikkan tren peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS ini, dalam empat hingga lima tahun mendatang. Kita harus benar-benar memikirkan, bagaimana menurunkan angka tersebeut, karena ini masalah nasional. Semua bidang kesehatan dan penyakit kita perhatikan dan tangani, tetapi fokus kita adalah HIV/AIDS karena suah menjadi masalah nasional," katanya.

Karena itu, tambah Wapres semua komponen termasuk instansi terkait harus bisa lebih koordinatif dan sinergi dalam penanggulangan HIV/AIDS.

"Kita sering sibuk sendiri-sendiri, sehingga hasilnya minim dan tidak optimal. Masalah kesehatan tidak sekadar menyangkut diagnosis dan memberikan obat, tetapi menyangkut antara lain gaya hidup, lingkungan, pendidikan dan lain-lain," tuturnya.

Boediono menegaskan," Mari kita pikirkan bersama, apa yang bisa kita lakukan untuk menyetop laju peningkatan HIV/AIDS. Kita harus transparan dalam penanganannya sehingga sikap sosial yang diberikan masyarakat tentang apa dan bagaimana HIV/AIDS juga positif,".

Pembelajaran publik
Wapres mengatakan, salah satu upaya menekan angka pengidap HIV/AIDS adalah melalui sosialisasi atau pembelajaran publik yang melibatkan semua instansi terkait.

Sosialisasi dapat dilakukan melalui media massa, dimasukkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah dan lainnya mengingat sebagian besar pengidap HIV/AIDS adalah generasi muda.

Pada kesempatan yang sama Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengakui, sosialisasi tentang apa dan bagaimana HIV/AIDS belum optimal.  "Kita harus duduk bersama lagi untuk merumuskan sasaran yang  tept dan program untuk mengatasinya," ujarnya.

Menkes mengatakan, sasaran utama kasus AIDS saat ini adalah generasi muda dan pelaku heteroseksual. "Saat ini kita masih kesulitan untuk mensosialisasikan di sekolah-sekolah menengah, karena itu masih akan dirumuskan dengan Kemendiknas, tentu dengan bahasa yang disesuaikan. Yang jelas intinya tentang kesehatan reproduksi," kata Endang.




Untuk pelaku heteroseksual, lanjut dia, pihaknya masih kesulitan untuk mensosialisasikan hubungan seks berisiko yang aman dengan penggunaan kondom. "Masyarakat masih memandang, jika kita mensosialisasikan kondom, dianggap mendukung (seks berisiko), padahal tidak. Kalau bisa yang kita imbau mereka tidak melakukan hubungan seks berisiko," katanya.

Endang mengakui, pandangan negatif masyarakat terhadap penanganan  HIV/AIDS menjadi kendala besar yang harus dihadapi. "Selama ini kita hanya  menyasar PSK-nya, padahal para pelanggannya juga berisiko menularkan pada keluarganya, istri. Ya kita minta para lelaki, suami untuk lebih bertanggung jawab," katanya.

Jumat, 26 November 2010

Indonesia Hadapi Beban Ganda

Penularan lewat hubungan seksual kembali menjadi cara penularan HIV/AIDS tertinggi di Indonesia. Sampai dengan bulan September 2010 tercacat 22.726 orang menderita AIDS. Sekitar 51,3 persen penularan berasal dari hubungan seksual pada pasangan heteroseksual dan 39, 6 persen infeksi berasal dari jarum suntik di kalangan pengguna narkoba.



"Saat ini Indonesia menghadapi beban ganda dalam cara penularan seksual, yakni lewat jarum suntik dan hubungan seksual. Meski begitu, dibanding dengan sebelumnya tahun ini kasus infeksi baru lewat jarum suntik turun menjadi 39 persen dari 50 persen di tahun 2006," papar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Nafsiah Mboi dalam acara peluncuran Pekan Kondom Nasional di Jakarta (26/11).

Ia menjelaskan, penurunan jumlah infeksi baru di kalangan pengguna narkoba itu antara lain disebabkan makin tingginya pengetahuan para pengguna narkoba mengenai HIV/AIDS. "Bisa dibilang sekarang mereka lebih bertanggung jawab. Bahkan, banyak yang membeli sendiri jarum suntik yang baru dan steril," katanya.

Di lain pihak, saat ini terdapat 1,6 juta orang yang hidup dengan HIV karena tertular dari suami atau pasangan seksual mereka. "Jumlah orang yang terinfeksi HIV AIDS menurut pekerjaan, yang paling banyak adalah ibu rumah tangga, baru diurutan berikutnya pekerja seks," tambah Nafsiah.

Karena itu saat ini KPAN gencar mengampanyekan penggunaan kondom terutama untuk hubungan seksual beresiko. "Untuk mengejar target MDG's kini kami melakukan strategi total footbal. Para pekerja seks harus diberdayakan bahwa mereka berhak untuk sehat. Di lain pihak para laki-laki juga ditingkatkan kesadarannya akan tanggung jawabnya sebagai laki-laki untuk mau menggunakan kondom jika mereka memiliki risiko tertular penyakit seksual, termasuk HIV," katanya.

Penggunaan kondom masih dianggap sebagai cara paling mudah dan efektif dalam mencegah laju penyebaran infeksi menular seksual, terutama HIV. Untuk itu menjelang Hari AIDS Sedunia tanggal 1 Desember mendatang, KPAN bekerja sama dengan DKT Indonesia, UNAIDS dan Indonesia Business Coalition on AIDS menyelenggarakan Pekan Kondom Nasional.

DKT Indonesia sebagai produsen kondom juga melakukan peluncuran produk kondom wanita sebagai bagian dari program Pilihan Wanita Karena Wanita Peduli. "Poin utama peluncuran ini adalah memberikan pilihan bagi wanita, khususnya jika pria menolak menggunakan kondom. Setiap wanita berhak melindungi diri," ujar Todd Callahan, country director DKT Indonesia, dalam kesempatan yang sama.

Zat Kimia Ancam Organ Reproduksi

Kasus gangguan pada organ reproduksi akhir-akhir ini semakin meningkat. Selain kelainan pada organ reproduksi, berbagai penelitian menunjukkan anak-anak perempuan masa kini mengalami masa pubertas yang lebih cepat dibandingkan dengan beberapa dekade lalu.



Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada bulan Agustus 2010 menunjukkan, gadis-gadis cilik di Amerika Serikat kini mengalami pubertas dini, yakni sudah dimulai pada usia 7 tahun. Masa pubertas ditandai dengan berkembangnya payudara dan tumbuhnya rambut kemaluan pada perempuan.

Dalam laporan yang dimuat di jurnal Pediatrics, para peneliti mengemukakan ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi pubertas dini tersebut, antara lain adalah faktor genetik, lingkungan yang tercemar bahan-bahan kimia, bertambahnya lemak dalam tubuh, dan kegemukan.

Mengenai paparan bahan kimia, Dr Linda Giudice, dokter kandungan di Amerika Serikat, baru-baru ini menyatakan dampak bahan kimia pada kesehatan organ reproduksi. "Banyak bukti-bukti yang menyatakan bahwa pencemaran lingkungan berpengaruh pada berbagai gangguan kesehatan reproduksi," kata Giudice, ketua departemen ilmu obstetrik, ginekologi dan reproduksi di Universitas California, San Francisco, AS.

"Saya telah menangani ribuan pasien, termasuk remaja pria yang mengalami jumlah sel sperma sedikit atau remaja yang menderita kanker testis. Ada banyak remaja putri yang baru berusia 17 tahun dan sudah menopause dan gadis-gadis cilik yang sudah puber di usia 6 tahun," katanya.

Giudice saat ini aktif mengampanyekan bahaya paparan zat-zat kimia dari produk rumah tangga, termasuk bahan makanan. Ia mengatakan, beberapa bahan kimia yang terbukti berkaitan dengan kanker, gangguan perkembangan anak, asma, gangguan reproduksi, dan masalah kesehatan lainnya masih diizinkan untuk beredar.

"Saat ini kita terkepung oleh zat-zat berbahaya lewat udara, air, makanan, minuman, kosmetik, pestisida, serta barang-barang rumah tangga yang tiap hari kita pakai," katanya.

Mayoritas gadis yang mengalami pubertas lebih dini (sekitar usia 7 tahun) memiliki kadar zat kimia yang cukup tinggi dalam darahnya. Beberapa jenis bahan kimia tersebut sebenarnya sudah dilarang cukup lama, tetapi sebagian besar berasal dari zat pembersih yang biasa dipakai dalam rumah tangga.

Pubertas yang semakin muda dikhawatirkan berdampak pada peningkatan kanker payudara atau kanker rahim saat dewasa, juga masalah psikologis, mulai dari rendah diri, masalah makan, hingga depresi dan bunuh diri.

Molly Gray, seorang ibu rumah tangga, menemukan tingginya zat toksik dalam darahnya selama  hamil. Ia sudah beberapa kali mengalami keguguran dan menduga racun dalam tubuhnya sebagai pemicunya.

Kemudian ini mengubah gaya hidupnya. Ia hanya mengonsumsi sayuran organik, menghindari ikan yang tinggi kadar merkurinya, tidak lagi memakai wadah makanan dari plastik, dan beralih pada produk-produk pembersih yang "hijau".

Jangan Simpan AMDK di Tempat Panas

Masyarakat konsumen air minum dalam kemasan (AMDK), termasuk para pedagang, diharapkan tidak menaruh botol air minum di tempat yang overheat (panas). Sebab, bila disinari cahaya matahari secara langsung, kemasan plastik bisa migrasi atau masuk ke dalam air.



"Penting bagi masyarakat mengonsumsi air minum yang terjaga higienitasnya dengan level total koloni mikroorganisme yang rendah," kata Technical Advisor Nestle Pure Life Indonesia, Martin, di Jakarta, Kamis ( 25/11/2010 ).

Menurut Martin, pada dasarnya air minum merupakan produk yang sangat sendiri terhadap perubahan kualitas. Karena itu, Nestle Pure Life selalu memberikan edukasi kepada klien distributor dan penjualnya. Salah satu bentuk edukasi Nestle Pure Life kepada kliennya adalah jangan menaruh produk AMDK di tempat yang terkena sinar matahari setelah dus sudah dibuka. "Kalau buka dus, diharapkan hanya men-display setengah dus saja. Sisanya tetap ditaruh di dalam dus," ujar Martin.

Ia melanjutkan, Nestle Pure Life mengedepankan kepentingan konsumen dengan menghadirkan AMDK yang terjaga higienitasnya sehingga konsumen merasa lebih segar ketika meminum Nestle Pure Life. "Sejak awal, Nestle Pure Life berkomitmen bukan saja memberikan manfaat sehat air. Tapi, juga menjamin keamanan dan higienitas AMDK bagi konsumen," tuturnya.

Diambil dari mata air Ciburial (Bogor), Nestle Pure Life menerapkan kejujuran dan melakukan uji laboratorium secara berkala, sehingga produk AMDK terjaga higienitasnya dan rasanya lebih segar serta tidak berbau apek atau busuk.

Rutinitas uji laboratorium Nestle Pure Life dilakukan di Lembaga Sertifikasi Produk yang telah terakreditasi sesuai KAN (Komite Akreditasi Nasional). Pengujiannya dilakukan berdasarkan sejumlah komponen dalam SNI 01-3553-2006.

"Nestle Pure Life telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO) dan persyaratan Permenkes No 492 Tahun 2010 tentang Air Minum," tegas Martin.

Hati-hati Pilih Air Minum Dalam Kemasan

Masyarakat dianjurkan memilih produk air minum dalam kemasan (AMDK) yang terjamin higienis dan tidak mengandung bakteri coli form (E Coli). Jika meminum AMDK yang punya bakteri di atas ambang batas, kesehatan seseorang bisa terganggu dan terkena penyakit.



"Masyarakat perlu berhati-hati dalam membeli produk AMDK. Kalau tidak, kita bisa kena masalah pencernaan, seperti diare dan muntaber," kata Kepala Seksi Pengujian Balai Besar Industri Agro (BBIA), Mulhaquddin, Kamis ( 25/11/2010 ) di Jakarta.

Mulhaquddin menegaskan, produsen AMDK perlu memperhatikan uji kualitasnya dengan menggunakan laboratorium yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Pakem yang digunakan pun harus sesuai dengan aturan AMDK dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Untuk mengetahui suatu AMDK sudah terjamin higienitasnya, diperlukan level TPC (total koloni mikroorganisme) yang rendah. "Kalau TPC-nya sudah rendah, AMDK itu tidak cuma aman dikonsumsi, tapi juga rasanya yang lebih segar dan tidak menghasilkan zat-zat yang berbau tidak sedap," ujar dia.

Kepala Bidang Pengujian Sertifikasi dan Kalibrasi BBIA, Maman Rohaman, memaparkan, air yang layak dan aman untuk diminum dapat ditinjau dari dua segi. Pertama, fisik melalui rasa yang normal, tidak berbau, warna (maksimal 5 unit Pt-Co), p6 6,0 hingga 8,5 dan kejernihannya maksimal 1,5 NTU.

Kedua, bebas dari bahan kimia, radioaktif dan bakteri berbahaya (seperti Escherichia coli, Salmonella dan Pseudomonas aeruginosa).

Jumat, 19 November 2010

Gaya Hidup Sehat di Ajang Internasional

Hidup sehat sangat diidam-idamkan setiap orang, baik pria atau perempuan, tua atau muda, warga negara Indonesia ataupun warga negara di belahan dunia lainnya. Tak ada yang menginginkan sakit, sehat sekarang menjadi mode dan tren. Kampanye hidup sehat banyak disuarakan berbagai pihak. Berawal dari kampanye nasional, lantas ide ini menginspirasi Nutrifood untuk menyelenggarakan ajang Mister International 2010 di Jakarta setelah menyisihkan negara lainnya.



Menurut Christian Widi Nugraha, Brand Manager L-Men, penyelenggaraan Mister International bertujuan mengkampanyekan gaya hidup sehat bernutrisi. "Kami ingin memotivasi para pria Indonesia untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan penampilan," kata Widi.

Bertemakan Transformation, L-Men ingin menginspirasi para pria Indonesia untuk melakukan perubahan dalam hidup menjadi lebih baik, terutama pola hidup sehat. Terbukti, ajang Mister International 2010 mendapat sambutan positif. Mereka pun datang ke Indonesia. Sekitar 40 peserta dari berbagai negara yang umumnya berprofesi sebagai model ini antusias berpartisipasi. Tahun ini merupakan tahun kelima ajang Mister International digelar oleh Mister Singapore Organization.

Bagi Widi, acara ini memiliki makna ganda. Pertama mengkampanyekan gaya hidup sehat ke dunia internasional. Kedua, memajukan pariwisata Indonesia. Selama pageant period, para peserta kemudian diajak mengunjungi berbagai obyek wisata di Jakarta, Bandung dan Bali. Di Jakarta mereka diantaranya mengunjungi Museum Gajah. Di Bandung, mereka diajak merasakan indahnya suara musik tradisional angklung Mang Udjo dan berlatih silat. Di Bali pun mereka dihibur oleh beragam tarian dan bertandang ke tempat-tempat wisata, seperti pantai Dreamland, Tanjung Benoa, arung jeram di Sungai Ayung, Bali Zoo, dan Bali Classic Center.

"Cuaca di Bali tak beda jauh dengan di Namibia," kata Barnabas Hangey Weyulu (27), peserta dari Namibia ketika asyik menikmati keindahan pemandangan di Bali Classic Center, Ubud, Minggu (14/11/2010).
Selama empat hari berada Bali, selain dipadati dengan berbagai pemotretan, agar tidak jenuh mereka banyak belajar soal hidup, kebudayaan dan masyarakat setempat. Saat memasuki Bali Classic Center di Ubud, Gianyar, mereka terkagum-kagum dengan tari selamat datang yang disuguhkan. Para peserta begitu antusias mendengarkan penjelasan soal kehidupan masyarakat Bali sehari-hari, bersatu dengan alam sekitar. Yang paling mereka sukai adalah berlatih tari kecak dan berbaur bersama seniman Bali lainnya.

Thomas Sebastian (25), peserta asal Indonesia sangat menikmati keindahan Pulau Dewata. Pria yang lahir di Bandung, 3 Januari 1985 ini mewakili Indonesia dalam ajang Mister International. Dengan tinggi 181 cm dan berat 74 kilogram, Thomas tentu menyandang beban berat karena sebagai tuan rumah, dia pasti diharapkan muncul sebagai pemenang.

Namun siapa sangka operasional manager di sebuah perusahaan tekstil ini dulunya memiliki bobot 98 kilogram. "Perlu kerja keras menurunkan berat badan seperti sekarang," ujarnya disela-sela sesi pemotretan di pantai Dreamland, Pecatu. Tak heran untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, penggemar musik dan biliar ini rutin ke gym 4 kali seminggu. "Selama 2 jam saya habiskan di gym," sambung Thomas.

Surfing
Namanya sesi pemotretan, sudah pasti diperlukan partisipasi, kedisiplinan, keseriusan para peserta. Untuk itu berkali-kali pengarah gaya berteriak-teriak melalui megapon agar seluruh peserta konsentrasi penuh saat pengambilan gambar di pantai Dreamland, Pecatu, dimana matahari sedang bersinar terik. Ternyata deburan ombak di pantai Dreamland tak mampu membuat Tim Boulenger (25), peserta dari Australia berkonsentrasi.

Tim yang berdiri di barisan belakang sering kali mengalihkan pandangannya ke arah ombak yang datang bergulung-gulung ke pantai Dreamland itu. Pengarah gaya pun tak kenal lelah berteriak-teriak agar Tim melihat kamera. Begitu sesi pemotretan selesai, Tim lah yang paling dulu bergegas meninggalkan lokasi. Dia mengambil papan berselancar dan langsung merasakan deburan ombak pantai Dreamland. Wajar Tim kebelet ingin berselancar atau surfing, pasalnya dia berprofesi sebagai instruktur berselancar di Australia.

Setelah puas menikmati alam Bali, mereka kembali ke Jakarta untuk bersiap-siap mengikuti pemilihan Mister International pada 20 November 2010. Lantas apa saja yang menjadi penilaian para dewan juri? Alan Sim, President Mister Singapore Organization mengatakan penilaian dititikberatkan kepada penampilan fisik, fotogenitas, kepribadian, karakter yang menarik dan kemampuan berkomunikasi. Nah, siapa pemenangnya, kita tunggu.

Flu Burung Ditemukan Kembali di Hongkong

Pemerintah Hongkong mengumumkan ditemukannya kasus flu burung pada manusia yang pertama dalam tujuh tahun terakhir ini. Hongkong juga telah meningkatkan status kewaspadaan flu burung menjadi level "serius" yang berarti berisiko tinggi menjadi penyakit fatal.



Kasus flu burung pada manusia terakhir kali ditemukan di Hongkong tahun 2003 setelah mewabah dan mengakibatkan enam orang meninggal pada tahun 1997. Wabah penyakit ini juga menyebabkan jutaan unggas dimusnahkan.

Kasus flu burung yang muncul kembali ini ditemukan pada wanita berusia 59 tahun setelah mengunjungi daratan China. Menurut hasil pemeriksaan, wanita tersebut positif influenza A (H5) atau strain baru flu burung setelah sebelumnya ia ke rumah sakit dengan keluhan demam dan batuk, kemudian didiagnosa pneumonia (radang paru). Kondisinya saat ini cukup parah meski sudah mendapat perawatan di rumah sakit.

Pejabat kesehatan setempat saat ini masih mencari tahu apakah ia terpapar virus tersebut di Hongkong atau ditempat lain, selain juga memonitor orang-orang yang telah melakukan kontak dengannya. Menurut keterangan, wanita tersebut bepergian ke daratan China antara tanggal 23 Oktober dan 1 November bersama dengan suami dan anaknya.

Sejauh ini memang belum ada tanda-tanda adanya penularan dari manusia ke manusia. Karena itu, Pemerintah Hongkong menyatakan akan berkonsentrasi pada unggas sebagai media penularan.

"Kami berkonsentrasi pada unggas sebagai asal penularan pertama. Namun, kami juga menganalisa orang-orang yang telah melakukan kontak dengan penderita ketika ia di Hongkong dan telah menunjukkan gejala," kata pejabat kesehatan York Chow.

1,6 Juta Perempuan Berisiko Terinfeksi HIV1,6 Juta Perempuan Berisiko Terinfeksi HIV

Sekitar 1,6 juta perempuan berisiko terinfeksi HIV lantaran menikah atau berhubungan seksual dengan laki-laki berisiko tinggi. Penularan HIV lewat hubungan heteroseksual saat ini paling sulit dikendalikan.



Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Nafsiah Mboi mengatakan di Jakarta, Senin (15/11/2010), berdasarkan pemodelan dari KPAN, laki-laki berisiko tinggi merupakan laki-laki pelanggan atau pembeli seks—jumlahnya sekitar 3,1 juta—dan 230.000 pengguna narkoba jarum suntik yang juga kemungkinan membeli seks. Pria berisiko tinggi karena melakukan aktivitas seksual tidak aman (tanpa kondom) dan kemudian menularkan HIV kepada pihak lain.

Menurut Nafsiah Mboi, masih amat sulit mengubah perilaku, termasuk membiasakan penggunaan kondom. ”Perempuan pekerja seks punya posisi tawar sangat rendah sehingga sulit memastikan pelanggannya memakai kondom. Apalagi ada iming-iming dibayar lebih banyak jika tanpa kondom,” kata Nafsiah.

Padahal, berdasarkan survei KPAN, pengetahuan laki-laki sebetulnya cukup tinggi tentang bahaya penularan penyakit dan manfaat penggunaan kondom. ”Kecuali di Jepang yang laki-lakinya terbiasa memakai kondom,” ujarnya.

Upaya penanggulangan HIV/AIDS di kalangan perempuan pekerja seks pun semakin tidak mudah karena pembubaran lokalisasi yang sepertinya bertujuan baik sebenarnya kontraproduktif dengan penanggulangan HIV/AIDS.

”Kebijakan yang menyatakan prostitusi sebagai maksiat dan pembubaran lokalisasi, misalnya, mengakibatkan pekerja seks komersial masuk populasi umum dan rumah-rumah penduduk sehingga sulit terjangkau program penanggulangan HIV dan tes kesehatan,” ujarnya. (INE)

Plasenta Bayi Jangan Langsung Dipotong

Para ahli kandungan dari Inggris menyerukan pada dokter dan bidan untuk tidak tergesa-gesa memotong tali pusat bayi yang baru dilahirkan. Tujuannya supaya lebih banyak sel punca (stem cell) dan nutrisi vital yang dialirkan dari tubuh ibu ke bayi.



Plasenta atau disebut juga tali pusat merupakan saluran suplai makanan dan antibodi dari ibu ke bayi selama di kandungan. Begitu bayi lahir, plasenta akan ikut dikeluarkan dan dipotong. Biasanya plasenta akan dipotong 30 detik hingga satu menit setelah proses persalinan.

Para ahli dari Inggris menyebutkan, ada banyak keuntungan yang diraih bayi jika dokter tidak terburu-buru memotong plasenta. "Dengan membiarkannya sesaat, makin banyak darah yang disalurkan ke bayi dan banyak 'hadiah' berharga yang dimiliki bayi karena transplantasi sel punca alami ini," kata Dr.Paul Sanberg dari Centre of Excellence for Ageing and Brain Repair.

Selama proses persalinan, plasenta dan tali pusat akan berkontraksi dan memompa darah ke bayi. Begitu darah telah mencapai keseimbangan, denyut tali pusat berhenti dan darah berhenti mengalir.

Bila dokter atau bidan menunda memotong tali pusat atau menunggu sampai denyutannya berhenti, maka bayi akan mendapatkan transfer darah secara utuh. Berbagai penelitian juga menunjukkan tindakan tersebut akan mencegah bayi menderita anemia.

"Darah dari tali pusat mengandung sel punca yang sangat berharga. Karenanya proses ini disebut juga sebagai transplantasi sel punca alamiah. Manfaat dan keunikan darah tali pusat, termasuk kemampuannya berdiferensiasi belum banyak diketahui," kata Sanberg.

Sanberg dan timnya menemukan bahwa menunda pemotongan plasenta paling tidak satu menit akan mengurangi risiko berbagai penyakit pada bayi, seperti pernapasan, penyakit paru kronik, anemia, gangguan mata, dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Cellular and Molecular Medicine.

Banyak Keringat, Tanda Kelainan Jantung?

Sering, kita jumpai anak yang kepala atau telapak tangannya selalu berkeringat. Sampai-sampai si anak mengadu pada orang tuanya dengan kesal karena setiap kali menulis atau memegang sesuatu, telapak tangannya berkeringat. Habis dilap, keringat akan mengucur kembali.Bahkan, ada anak yang tetap berkeringat meski berada di ruangan ber-AC.



Nah, kebanyakan orang tua lantas menjadi cemas, "Jangan-jangan anak saya terkena penyakit jantung." Bukankah salah satu gejala penyakit jantung adalah penderita mengeluarkan banyak keringat?

Disertai gejala lain

Memang, seperti diakui Dr. Najib Advani, Sp.AK, MMed. Paed.,  keluarnya banyak keringat bisa merupakan gejala penyakit kronis, seperti TBC, Malaria, atau gagal jantung. "Tapi jangan dibalik, lo. Bukan banyak keringat yang mengakibatkan penyakit jantung, misalnya," tukas spesialis anak Konsultan Ahli Jantung Anak Bagian Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta ini.

Keluarnya banyak keringat juga bisa ditemukan pada anak yang memang punya kecenderungan untuk alergi (atopi). Selain itu, tumor pada kelenjar adrenalin juga bisa menyebabkan banyaknya keringat yang keluar. "Tapi ini biasanya disertai dengan gelisah dan tekanan darah tinggi," tutur Najib. Anak dengan obesitas juga sering banyak mengeluarkan keringat, "karena lapisan lemaknya tebal, sehingga ia merasa panas terus," lanjutnya.

Penghentian pemakaian obat-obat tertentu, seperti obat penenang, juga bisa membuat anak berkeringat. "Kalau pemberian obat dihentikan, anak jadi gelisah. Akibatnya, keringat bercucuran." Kondisi lain, karena hipoglikemi (kadar gula darah dalam tubuh menurun), kondisi hipertiroid (kelebihan hormon tiroid), kekurangan vitamin B6, atau karena intoksikasi (keracunan) salisilat. "Salisilat adalah salah satu obat penurun panas. Jika dosis yang diberikan berlebih akan membuat anak banyak berkeringat."

Dengan demikian, kita patut curiga bila si kecil mengeluarkan banyak keringat disertai gejala-gejala lain, atau sebelumnya tak pernah berkeringat dan tiba-tiba di usia 2 tahun ia mengeluarkan banyak keringat dibarengi gejala-gejala lain.

Misalnya, anak banyak berkeringat dibarengi sesak napas, mungkin merupakan penyakit jantung. Atau, bayi yang enggak kuat menyusu; saat menyusu sebentar-sebentar berhenti dan berkeringat. "Kita harus curiga dan segera membawanya ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut," tukas Najib.

Kondisi yang normal

Itu sebabnya para orangtua jangan keburu cemas dulu, apalagi sampai panik bila si kecil mengeluarkan banyak keringat. Kalau memang tak ada gejala lain yang menyertainya, berarti banyaknya keringat yang dikeluarkan merupakan kondisi normal yang sering dijumpai pada anak. Terlebih lagi, kata Najib, pada kebanyakan kasus, banyaknya keringat yang keluar bukan lantaran penyakit atau kelainan tertentu. "Bisa saja memang bawaan anak begitu, sejak bayi memang sudah banyak atau gampang berkeringat."

Ada beberapa kondisi yang bisa membuat anak banyak berkeringat. Diantaranya, emosi. Misalnya, stres. "Ini bisa menyebabkan keringat yang keluar bertambah." terang Najib. Kondisi lain, mungkin pakaian yang dikenakannya terlalu tebal. Apalagi bila gerakan-gerakan fisiknya juga bisa membuat ia gampang berkeringat. "Anak yang sedang demam atau baru sembuh dari demam pun akan mudah berkeringat," tambah Najib.

Disamping itu, suhu lingkungan yang tinggi. Bukankah jika suhu lingkungan tinggi, maka suhu tubuh pun akan terpengaruh? Sehingga, secara mekanisme alamiah, keluarlah keringat. Jadi, normal, kan? Justru dengan keluarnya keringat, suhu tubuh akan turun. Badan pun jadi dingin karena keringat yang keluar akan menguap dan mengambil panas dari kulit.

Makanan yang berbumbu, seperti lada atau cabe, juga akan semakin merangsang pengeluaran keringat. Enggak usah pada anak, kita saja yang dewasa jika mengkonsumsi makanan dengan kandungan lada atau cabe juga akan berkeringat lebih banyak dari biasanya. Iya, kan?

Yang perlu diperhatikan justru mengurangi faktor-faktor pencetus banyaknya pengeluaran keringat. Misalnya, kalau sudah tahu si anak lebih mudah berkeringat, ya, jangan memakaikan baju tebal-tebal di siang hari bolong. Apalagi saat anaknya sedang beraktivitas di luar rumah. "Sebaiknya gunakan bahan yang menyerap keringat." Kemudian, hindari makanan pencetus, seperti yang mengandung lada dan cabe.

Pada anak obesitas, dianjurkan untuk mengurangi berat badan atau paling tidak pertambahan berat badannya dikurangi. Misalnya, diet; banyak makan sayur dan buah-buahan, hindari makanan yang berlemak dan berkabohidrat tinggi. (Nakita/Hasto Prianggoro)

Jumat, 12 November 2010

Pasien Kanker dalam Bungkus Rokok

Wajah seorang pasien kanker yang terlihat kurus dan pucat dipilih oleh pemerintah federal Amerika Serikat sebagai salah satu gambar dalam kemasan rokok. Selain itu juga terseda gambar mulut yang terkena kanker serta grafis dampak merokok, seperti "merokok menyebabkan kanker", "rokok akan membunuh Anda,"  yang ditulis dalam huruf besar dan mencolok.



Grafis-grafis "menyeramkan" itu diharapkan bisa membuat para pecandu nikotin menghentikan kebiasaannya merokok. Grafis itu merupakan bagian dari kampanye terbaru yang diumumkan Food and Drug Administration dan Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia untuk mengurangi jumlah perokok. Di negeri Paman Sam ini tiap tahunnya 443.000 orang meninggal karena rokok.

Saat ini sudah disiapkan 36 gambar "seram" untuk nantinya dipilih 9 gambar yang akan dipakai dalam kemasan rokok yang beredar di sana. Inisiatif pemerintah AS itu mengikuti kebijakan serupa yang sudah dilakukan di Australia, Kanada, Inggris, dan negara lainnya.

"Kami sengaja memilih gambar-gambar yang sebagian diantaranya tampak mengerikan karena persoalan kecanduan rokok ini adalah masalah yang sangat serius dan dampak kesehatan yang tidak remeh," kata Margaret Hamburg, FDA commisioner.

Kebijakan pengendalian tembakau di AS merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Pencegahan Merokok dalam Keluarga dan Pengendalian Tembakau yang ditandatangani Presiden Barack Obama tahun 2009 lalu. Dengan UU tersebut, FDA memiliki kewenangan untuk mengendalikan tembakau, termasuk pengaturan pemasaran dan pengemasan, pelarangan produk dan pembatasan kadar nikotin.

Kompas.com

Dokter Lupa Cuci Tangan, Pasien Terancam

Penanganan dari satu pasien ke pasien lainnya dan kondisi lingkungan di rumah sakit menjadikan tangan para dokter dan perawat rentan menjadi media penularan kuman penyakit.



Walau kebiasaan menjaga kebersihan tangan terbukti dapat mengurangi penyebaran kuman patogen di fasilitas-fasilitas kesehatan. Namun, kesadaran tenaga kesehatan menjalankan prosedur mencuci tangan selama bekerja masih relatif rendah.

Studi di beberapa negara menunjukkan, tingkat kebiasaan mencuci atau membersihkan tangan di kalangan pekerja kesehatan di rumah sakit masih di bawah 50 persen.  Kondisi yang mirip juga terjadi di Indonesia.

Hasil riset yang dilakukan Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) pada Januari-Februari 2010 di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) menunjukkan, tingkat kepatuhan para dokter membersihkan tangan masih di bawah 40 persen, sedangkan kepatuhan para perawat rata-rata mencapai 60 persen.

Fenomena ini cukup memprihatinkan, padahal infeksi di lingkungan rumah sakit atau disebut infeksi nosokomial dapat menimbulkan efek yang fatal dan beban yang sangat besar.

Di Amerika Serikat saja, infeksi di rumah sakit ditengarai membunuh lebih banyak daripada HIV. Sebuah riset menyebutkan, setiap tahunnya sekitar 48.000 orang meninggal karena infeksi yang didapat selama mereka berobat ke rumah sakit. Diperkirakan, sepertiga dari 1,7 juta infeksi di negeri Paman Sam itu merupakan infeksi nosokomial.

Kampanye di kalangan tenaga medis
Dalam upaya meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan menjaga kebersihan tangan dan mencegah infeksi, Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) dan Bayer Schering Pharma bekerjasama dalam sebuah kampanye yang ditujukan kepada dokter dan perawat di beberapa rumah sakit di Indonesia.

Peluncuran program kampanye kebersihan tangan dan pengendalian infeksi tesebut diluncurkan Kamis (11/11/2010) kemarin di Jakarta.  Kampanye ini juga merupakan bentuk dukungan pada program Save Lives: Clean Your Hands dari the World Health Organization yang bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan tenaga medis membersihkan tangan pada waktu-waktu tertentu dan dengan cara yang benar.

”Melalui kampanye ini, kami berharap para dokter dan perawat di Indonesia akan lebih memahami dan meningkatkan kepeduliannya dalam menjaga kebersihan tangan untuk mengendalikan penyebaran infeksi di lingkungan rumah sakit, serta lebih gencar lagi mengingatkan pasien untuk rajin mencuci tangan untuk menghindari penularan penyakit,” ungkap Ketua Perdalin, Djoko Widodo.

Djoko menambahkan, penularan mikro organisme dalam lingkungan rumah sakit melalui tangan pekerja kesehatan dapat terjadi dengan berbagai cara. Awalnya, kuman berpindah dari tangan atau kulit pasien ke barang-barang yang ada di sekitar pasien seperti pakaian, tempat tidur, selimut, dan lain-lain.

Kemudian, dokter atau perawat pun terkontaminasi saat melakukan pemeriksaan atau perawatan rutin dengan menyentuh kulit pasien atau barang-barang di sekitarnya, meski mereka menggunakan sarung tangan sekalipun. Kuman penyakit dapat bertahan di tangan para pekerja kesehatan selama setidaknya beberapa menit setelah kontaminasi terjadi.

"Karena itu, membersihkan tangan yang dikenal sebagai 5 momen, yaitu 1) sebelum kontak dengan pasien, 20 sebelum tindakan asepsis, 3) setelah terkena cairan tubuh pasien, 4) setelah kontak dengan pasien, dan 5) setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien merupakan prosedur yang paling utama dalam mencegah kuman berkembang biak dan menyebar di rumah sakit,” tambah  Djoko.  

Lebih lanjut Djoko menyebut setidaknya ada empat jenis infeksi yang paling sering muncul di Rumah Sakit. "Infeksi pada saluran nafas (paru-paru), saluran darah, saluran kemih dan area bedah," ujarnya.

Kompas.com

"Gamma Knife" Atasi Tumor Tanpa Operasi

Dalam waktu dekat, di Indonesia akan hadir peralatan kedokteran canggih bernama gamma knife. Alat berteknologi mutakhir ini dapat mengobati tumor yang sulit dideteksi tanpa operasi.
    
"Saat ini peralatan gamma knife belum ada di Indonesia karena harganya mahal sehingga penderita tumor terpaksa berobat ke luar negeri," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH) Karawaci Prof Dr Eka Julianta Wahjoeparmono di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/11/2010).



Di sela-sela seminar internasional bedah saraf yang diikuti 210 peserta dari mancanegara di Nusa Dua itu, Eka menyatakan bahwa tahun depan UPH berencana membeli peralatan kedokteran seharga sekitar 6 juta dollar AS itu. UPH rencananya akan menggandeng rekanan dari Negeri Paman Sam.

Menurutnya, gamma knife dapat menolong pasien penderita penyakit tumor pada kepala yang sulit untuk dideteksi, termasuk dengan operasi, karena keterbatasan alat. "Penggunaan alat itu bisa dilakukan dengan cara ditembakkan menggunakan sinar," ujarnya.

Presiden Organisasi Bedah Syaraf Asia dan Oceania itu juga menyayangkan banyaknya penderita tumor yang berobat ke luar negeri dengan biaya yang mahal, padahal dapat diatasi para ahli bedah saraf di Indonesia bila alat itu ada.

Sebagai contoh, untuk operasi tumor yang sulit dideteksi, warga Indonesia harus mengeluarkan uang mencapai Rp 130 juta bila berobat ke Singapura dan Rp 75 juta jika ke Taiwan.

"Memang tidak semua penderita tumor atau penyakit saraf lainnya berobat ke luar negeri. Ada juga yang di dalam negeri. Di Rumah Sakit Siloam, Karawaci, tempat saya praktik, menangani sekitar 300 pasien per tahun," katanya.

Ia juga menjelaskan, berdasarkan kajian, penggunaan gamma knife dapat mengurangi penderita penyakit gila yang diderita pasien.

Menurut dia, sumber daya manusia bidang kedokteran bedah saraf di Indonesia tidak kalah dengan luar negeri, hanya peralatannya yang tebatas. 

Eka juga mengatakan, saat ini cukup banyak pasien gangguan saraf dari luar negeri, seperti Singapura, Hongkong, Malaysia, Belanda, Kanada, Swiss, dan Amerika Serikat menjalani operasi dan perawatan di RS Siloam Karawaci dengan biaya relatif murah.

"Biaya di kota cukup murah. Untuk pengobatan pasien yang sarafnya terjepit misalnya hanya Rp 60 juta, sementara di Singapura mencapai Rp 400 juta," ujarnya.

Demikian pula bila ada pasien menderita pecah pembuluh darah di otak. Jika berobat ke Amerika, maka dana yang dibutuhkan sebesar Rp 250 miliar. Namun, biaya itu di RS Siloam hanya Rp 500 juta.

Kompas.com

Sabtu, 06 November 2010

Lisensi ESET 1 November 2010

Bagi kamu yang pake antivirus ESET smart security dan butuh lesensi biar bisa update terus dan biar komputer kamu gak kena virus, saya punya beberapa lesensi untuk 1 Novenber 2010. Nih saya kasih dah...

Username : TRIAL-37745495
Password : a32edn48ab
Username : TRIAL-37745573
Password : 6a58vmnp2j
Username : TRIAL-37745546
Password : fmkauvakka
Username : TRIAL-37745533
Password : epvbrcphas
Username : TRIAL-37745588
Password : upecf46fmu
Username : TRIAL-37745600
Password : 3bhe7ucdfv

Indra Pendengaran Pengaruhi Kecerdasan

Anak-anak yang pada masa bayi memiliki kepekaan pendengaran yang baik, biasanya akan mempunyai kecerdasan yang cukup baik. Kita perlu merangsang kepekaannya.

Bayi sudah peka terhadap suara sejak di kandungan. Banyak penelitian telah membuktikannya. Misalnya, bayi akan menunjukkan perubahan kecepatan mengisap dan merespon ketika mendengar musik yang biasa diperdengarkan selama ia masih berada di kandungan, atau ketika ia mendengar tuturan cerita yang pernah didengarnya saat masih di kandungan.

Nah, itu ada kaitannya dengan perkembangan kognitif. Makanya, seperti dituturkan Lidia L. Hidajat, MPH.,  kepekaan pendengaran biasanya dikaitkan dengan perkembangan kognitif bayi selanjutnya. "Anak-anak yang pada masa bayi menunjukan kepekaan pendengaran yang baik, biasanya akan mempunyai kecerdasan yang cukup baik," kata psikolog dari Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya, Jakarta ini.




Rangsangan dengan musik

Banyak cara bisa dilakukan orang tua untuk merangsang kepekaan indra pendengaran bayi. Salah satunya dengan memperdengarkan musik. Sebagaimana kita ketahui, sejumlah penelitian telah dilakukan di beberapa negara, termasuk Indonesia, untuk melihat keterkaitan antara pemberian musik selama bayi di kandungan dengan kecerdasan.

Kendati penelitian di Indonesia, tutur Lidia, belum dapat membuktikan bahwa musik dapat meningkatkan kecerdasan, namun musik jelas dapat menenangkan bayi yang rewel. Jadi, tak ada salahnya Bapak-Ibu merangsang pendengaran si kecil dengan musik. Adapun jenis musik yang disarankan ialah musik klasik atau easy listening . Kenapa tidak jenis musik lain, rock, misalnya? "Karena musik rock, menurut penelitian, dapat mengakibatkan sikap agresif.
Sedangkan jenis musik klasik atau musik yang easy listening  memiliki nada-nada yang mudah diikuti, termasuk oleh bayi," terang Lidia. Selain musik, suara ibu-bapak dan orang-orang yang dekat dengan bayi juga dapat merangsang kepekaan indra pendengaran si kecil, tutur Lidia.

Bahkan menurut beberapa pakar, kepekaan pendengaran bayi sebenarnya sudah terasah ketika usianya belum genap tiga hari. Bukankah sejak janin, pendengarannya sudah peka terhadap suara? Nah, pada usia sedini itu, bayi sudah bisa membedakan suara ibunya dari suara orang lain.

Walaupun belum mengerti, bayi juga menunjukan perilaku yang berbeda ketika mendengar bahasa yang biasa diucapkan ibunya ketimbang bahasa lain yang asing di telinganya. Itulah mengapa, para ahli menyarankan agar ibu memberikan contoh bahasa yang baik dan benar. Jadi, jangan omong dengan pengucapan yang dicadelkan. Nanti si kecil malah jadi bingung.

"Mainan gemerincing yang banyak dijual di pasaran juga dapat digunakan untuk merangsang kepekaan indra pendengaran bayi," lanjut Lidia. Pada bayi kecil yang belum dapat menggenggam, Ibu dan Bapak bisa merangsangnya dengan membantu mengguncangkan mainan di dekatnya. Lain hal pada bayi yang sudah lebih besar, ia bisa memainkannya sendiri.

Berbagai Penyakit Mengincar PascabencanaBerbagai Penyakit Mengincar Pascabencana

Warga yang selamat dari letusan Gunung Merapi di Yogyakarta dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, bukan berarti bebas dari berbagai masalah kesehatan. Justru berbagai macam penyakit kini mengintai mereka setelah terjadinya bencana alam. Gunung api yang meletus antara lain menimbulkan awan panas yang merupakan campuran material letusan, seperti gas dan bebatuan berbagai ukuran. Suhu sangat tinggi, 300-700 derajat celsius, dan kecepatan lumpur sangat tinggi, lebih dari 70 km per jam, tergantung kemiringan lereng.
Letusan juga disertai hujan abu lebat berisi material batu dan pasir halus. Gas racun keluar dari rongga-rongga atau rekahan gunung (tidak hanya saat erupsi), biasanya karbon dioksida (CO), hidrogen sulfida (HS), hidrogen klorida (HCL), sulfur dioksida (SO), dan karbon monoksida (CO). Beberapa gunung yang mempunyai karakteristik letusan gas beracun, antara lain, Gunung Tangkuban Perahu di Bandung Utara, Dieng di Jawa Tengah, serta Gunung Papandayan dan Gunung Ciremai di Jawa Barat.



Luka bakar berbeda
Letusan gunung bisa menimbulkan luka bakar dari awan panas dan uap panas gunung api. Pengajar epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko W, mengatakan, luka bakar yang timbul akibat letusan gunung api berbeda dengan luka bakar karena api biasa atau siraman air panas. Suhu api sekitar 120 derajat celsius dan air panas setidaknya 100 derajat celsius sehingga luka yang terjadi umumnya sebatas pada kulit.
”Pada luka bakar akibat uap panas gunung api, lukanya lebih dalam, dapat mencapai otot karena suhu mencapai 400-600 derajat celsius,” ujarnya.
Selain itu, uap panas yang terhirup mengakibatkan kerusakan organ, misalnya saluran pernapasan, tergantung lama dan jarak paparan.
”Mukosa (lapisan dalam) saluran pernapasan rusak sehingga cairan terganggu. Jika panas mencapai bronkus, dapat memengaruhi elastisitas bronkus dan mengganggu pernapasan. Dampak akan lebih berat kalau mencapai trakea,” ujarnya. Sejauh mana luka bakar akibat letusan gunung api tersebut dapat disembuhkan, tergantung keparahan.
Bella Donna dari Divisi Manajemen Bencana Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mengatakan, luka bakar luas, yakni 80-90 persen tubuh, menyebabkan kurangnya cairan tubuh sehingga mengganggu keseimbangan elektrolit, gangguan pada jantung, dan penurunan fungsi tubuh. Bahkan, mengakibatkan kematian.

Infeksi saluran pernapasan
Lontaran debu, pasir, dan gas dari letusan gunung api juga mengganggu saluran pernapasan.
”Pernapasan yang sehat mampu menyaring materi debu. Namun, terlalu lama terpapar menimbulkan dampak kronis ke saluran pernapasan dan penyakit seperti pneumonia,” ujar Tri Yunis.
Gangguan lain dapat timbul lantaran gas berbahaya. Hidrogen sulfida, misalnya, menyebabkan mual, muntah, dan pusing. Di samping itu, terlalu banyak mengisap karbon dioksida menyebabkan seseorang kekurangan oksigen dan berujung kematian. Demikian juga gas karbon monoksida yang bisa menyebabkan keracunan pada sistem saraf dan jantung.
Tebaran debu vulkanik juga bisa menyebabkan iritasi dan infeksi pada saluran pernapasan dan mata. Karena itu, penggunaan masker membantu pencegahan masuknya bahan polutan ke paru dan saluran napas. Gangguan yang mungkin terjadi karena gas dan abu vulkanik, antara lain, infeksi saluran pernapasan akut, hipersensitivitas, dan perburukan untuk yang sudah terkena gangguan paru sebelumnya.
Bencana tsunami
Bencana tsunami juga membawa banyak risiko pada kesehatan. Risiko paling banyak, antara lain, saat terjadi tsunami banyak orang tenggelam. Adapun bagi yang selamat, menurut Tri Yunis, air yang sempat memenuhi paru-paru mengakibatkan komplikasi serius.
Air yang masuk ke paru menimbulkan pembengkakan yang mengganggu fungsi paru, mengakibatkan infeksi, dan pneumonia (radang paru). Rawan terjadi pula sepsis atau infeksi umum akibat beredarnya kuman penyakit dalam darah yang biasanya disebabkan oleh bakteri.
Adapun air laut yang masuk ke dalam tubuh rawan menimbulkan masalah keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Pada penderita tenggelam air laut biasanya terjadi kenaikan natrium dan klorida serum sehingga perlu adanya koreksi guna menyeimbangkan elektrolit tubuh.
Masalah lain ialah mayat terendam air yang belum dikuburkan atau tersimpan berhari-hari lamanya di rumah sakit.
Racun mayat biasanya mulai tercium setelah delapan jam kematian. Umumnya, gas yang keluar hidrogen sulfida atau amonia, hasil aktivitas bakteri.
”Biasanya tidak sampai mematikan, tergantung paparannya. Namun, bisa menyebabkan akibat akut, seperti mual dan muntah,” ujar Tri Yunis.
Selain gas, dihasilkan pula cairan asam dan cairan lain yang mengandung protein beracun. Cairan dapat masuk ke tubuh bersama dengan bakteri berbahaya lainnya. Pembusukan juga mengundang serangga penyebar penyakit, seperti lalat. ”Semua bangkai pada dasarnya merupakan penyebar penyakit, akibatnya bermunculan kasus tifus atau kolera,” ujarnya.

Patah tulang dan tetanus
Gempa yang diikuti tsunami mengakibatkan kerusakan bangunan sehingga kerap terjadi patah tulang dan luka-luka pada warga yang tertimpa runtuhan.
Bella Donna mengungkapkan, puing-puing, termasuk bagian tajam besi atau paku yang berkarat, jika melukai tubuh rawan pula menimbulkan tetanus dan infeksi. Pada situasi demikian, pertolongan pertama menjadi sangat penting. Jika tetanus dibiarkan dapat menelan korban jiwa.
Tak hanya berbagai ancaman di atas. Situasi serba darurat, perburukan lingkungan, minimnya air bersih, dan kerusakan sejumlah fasilitas kesehatan, jika tidak diantisipasi dengan baik, akan menurunkan kualitas kesehatan warga. Bencana kerap diikuti dengan adanya kantong-kantong pengungsian. Masalah pada pengungsian terkait kepadatan orang berkumpul dan daya tahan tubuh rendah. Kondisi tubuh pengungsi biasanya melemah akibat kelelahan dan stres.
Ketiadaan sarana pembuangan limbah (air bekas cuci piring dan sayur), pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih, dan pembuangan sampah memunculkan tempat perkembangbiakan kuman dan vektor penyakit.
Bahan polutan dari gunung berapi dapat pula mengontaminasi sumur minum atau sumber makanan penduduk. Pencemaran dan tidak baiknya kondisi pengungsian meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular, seperti diare, kulit, infeksi saluran napas akut, serta demam berdarah dengue dan malaria.
Bella Donna mengatakan, dengan menjalani perilaku hidup bersih dan sehat di pengungsian serta sigapnya penanganan dari pemerintah, setidaknya sebagian penyakit dapat dicegah.  
(INE/www.bnpb.go.id)

Selasa, 26 Oktober 2010

Jarang Sarapan, Rentan Sakit Jantung

Boleh dibilang sarapan merupakan makan yang paling penting dalam sehari. Kebiasaan beraktivitas dengan perut kosong bisa menyebabkan obesitas karena kita akan makan terlalu banyak di siang harinya.

Seperti diketahui orang yang obesitas pada umumnya memiliki timbunan lemak yang banyak di bawah perutnya serta kadar kolesterol yang tinggi. Semua ini merupakan faktor risiko penyakit jantung. Melewatkan sarapan juga bisa meningkatkan kadar insulin dalam darah, dalam jangka panjang hal ini bisa mengundang penyakit diabetes.




Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition, menunjukkan orang yang terbiasa sarapan sejak kecil hingga dewasa, risikonya untuk terkena penyakit jantung lebih rendah dibanding mereka yang malas sarapan.

Para ahli menduga, malas sarapan merupakan tanda gaya hidup yang buruk. Orang yang jarang sarapan biasanya lebih suka mengudap makanan kecil yang manis serta kurang asupan serat, vitamin dan mineral. Malas sarapan juga memengaruhi cara tubuh menyimpan timbunan lemaknya.

Kompas.com

Bebaskan Bayi Dari Racun Tersembunyi

Di usia dini, sedapat mungkin minimalkan paparan bayi Anda dari zat-zat kimia berbahaya. Namun perlu diketahui racun juga bisa tersembunyi dalam perabot atau barang-barang plastik.
 



BPA dalam botol
Botol susu, gelas plastik dan alat makan bayi lainnya mungkin mengandung bisphenol-A (BPA), yang membuat plastik tampak bening dan antipecah. BPA dapat menyebabkan cacat bawaan kanker, pembentukan genital yang abnormal, serta pubertas dini. Botol beling tidak mengandung zat kimia berbahaya. Jika lebih suka mengunakan plastik, pilihlah yang bebas BPA.

Bebek beracun
Bebek karet mainan dan sejenisnya sekitar 50 persen bahan pembuatnya adalah phthalates, zat kimia yang terkait dengan kejadian kanker dan obesitas. Phthalates juga bisa mengganggu endokrin, sehingga bisa berpengaruh buruk pada hormonal. Lebih baik pilih mainan dari kayu atau katun organik.

Perabot
Almari, meja, dan kursi yang terbuat dari kayu lapis (tripleks, multipleks) mengandung formaldehyde, karsinogenik yang memicu sakit kepala, radang saluran napas, ruam kulit pada anak-anak dan orang dewasa. Ganti saja dengan barang dari kayu jati, sungkai, dan sejenisnya.

Cat tembok
Pilih cat tanpa VOC (Volatile Organic Compounds) atau berkadar VOC rendah (kurang dari 10 mg per liter) karena bila terhirup bisa membahayakan kesehatan.

Karpet
Banyak karpet mengandung zat kimia dan mudah menimbulkan banyak debu dalam ruangan. Juga terdapat zat pemicu kanker seperti xylene dan benzene yang bisa menyebabkan alergi dan masalah lain pada saluran pernapasan.

Jika terpaksa memasang karpet, bersihkan dengan alat pengisap debu (vakum) yang dilengkapi penyaring HEPA untuk membantu meminimalkan paparan tungau dan alergen lainnya. Gunakan juga bahan pembersih bebas racun.

Kamis, 21 Oktober 2010

Pria Gampang Kecanduan Alkohol

Siapa saja bisa ketagihan menenggak alkohol. Namun pada pria kemungkinannya dua kali lebih besar dibanding pada wanita. Hal itu terutama karena setelah mengonsumsi bir atau wine otak pria mengalami kesenangan lebih tinggi dibanding wanita.

Walaupun prosesnya kompleks, namun sejak lama para ahli menduga risiko seseorang untuk menderita alkoholisme bergantung pada sejumlah faktor, termasuk riwayat keturunan dan jenis kelamin.

Pada pria, kemampuan alkohol untuk merangsang dikeluarkannya dopamin lebih besar dan memengaruhi bagian otak yang berperan dalam mengatur rasa senang dan kecanduan. Bahkan meskipun jumlah alkohol yang diminum sama, namun efeknya tetap lebih dahsyat pada pria sehingga risiko pria untuk meneruskan kebiasaan minumnya menjadi lebih besar.





Dalam penelitiannya, para ahli dari Columbia dan Yale University membandingkan efek konsumsi alkohol pada sekelompok mahasiswa pria dan wanita yang suka minum alkohol. Mereka diminta menenggak minuman beralkohol kemudian para ahli melakukan pemindaian PET (positron emission tomography), teknik yang bisa mengukur jumlah alkohol yang bisa merangsang dilepaskannya hormon dopamin.

Dopamin memiliki banyak fungsi di otak. Ketika seseorang mengalami pengalaman yang menyenangkan, seperti berhubungan seks atau mengonsumsi narkoba, bagian otak tertentu mengeluarkan hormon dopamin.

Sanitasi Buruk, Kerugian Triliunan

Indonesia menempati peringkat ketiga dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia Tenggara. Buruknya layanan sanitasi di Indonesia menimbulkan kerugian Rp 58 triliun per tahun. Target Tujuan Pembangunan Milenium bahwa 62 persen keluarga Indonesia memiliki akses sanitasi hanya akan tercapai jika pertumbuhan layanan sanitasi dipercepat empat kali lipat.



Hal itu disampaikan Kepala Sub-Direktorat Air Minum dan Air Limbah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nugroho Tri Utomo di Jakarta, Rabu (20/10). ”Karena tidak bisa mengakses fasilitas sanitasi yang memadai, 70 juta warga Indonesia masih membuang air sembarangan,” kata Nugroho.

Layanan sanitasi Indonesia yang hanya lebih baik daripada Timor Leste dan Laos itu menimbulkan kerugian Rp 58 triliun per tahun. ”Salah satunya karena biaya memperoleh air bersih sangat mahal. Kami hitung kerugian mencapai Rp 1,2 juta per kapita per tahun. Sebenarnya kondisi sanitasi bisa diperbaiki selama lima tahun dengan dana Rp 56 triliun saja. Namun, dalam lima tahun mendatang pemerintah pusat hanya mampu menganggarkan Rp 14,7 triliun,” kata Nugroho.

Saat ini baru 51,02 persen keluarga Indonesia memiliki akses layanan sanitasi yang memadai. Target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) menetapkan, 62 persen keluarga Indonesia memiliki akses sanitasi pada 2015. ”Kita butuh kenaikan akses 11 persen dalam lima tahun. Karena pertumbuhan akses layanan sanitasi hanya 0,5 persen per tahun, harus dipacu lagi menjadi 2 persen per tahun,” ujar Nugroho.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Pengolahan Air Limbah (PAL) Jaya Liliansari Loedin menyatakan, 82 persen sungai di DKI Jakarta tercemar berat sepanjang tahun karena buruknya sanitasi di Jakarta. Dari 75 sumur yang dipantau di DKI Jakarta, kandungan bakteri ecoli 38 sumur melebihi baku mutu. ”Itu karena sumur tercemari septic tank warga,” kata Liliansari.

Hingga kini, layanan pengolahan air limbah Perusahaan Daerah PAL Jaya baru menjangkau 196.600 jiwa warga DKI Jakarta. ”Limbah yang lain dibuang langsung ke saluran drainase dan ke sungai,” kata Liliansari.

Wali Kota Jambi Bambang Priyanto, selaku Ketua Asosiasi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi, menyatakan, pendekatan sektoral dalam penanganan sanitasi harus diubah. ”Sanitasi merupakan isu sejumlah instansi dan setiap instansi berpikir sektoral. Kami baru berhasil mempercepat peningkatan akses layanan sanitasi di Jambi setelah membentuk kelompok kerja sanitasi yang melibatkan semua pemangku kepentingan,” kata Bambang.

Melahirkan Dapat Membuat Wanita Lebih Cerdas

Tak sedikit ibu-ibu muda yang baru melahirkan mengeluh stres dan merasa otaknya seakan menjadi "lemot". Padahal, riset menunjukkan bahwa melahirkan seorang bayi justru membuat perempuan menjadi lebih "cerdas".



Seperti yang terungkap dalam penelitian terbaru di Amerika Serikat, volume daerah abu-abu (grey matter) pada otak perempuan mengalami peningkatan beberapa pekan pascaproses persalinan. Menurut riset, perempuan yang paling intens dan sayang pada anaknya mengalami perkembangan paling menonjol pada daerah otak mereka.

Para ahli menduga, fenomena perubahan hormon pascapersalinan ikut memengaruhi mekanisme otak para wanita sehingga membuat mereka menjadi lebih siap menghadapi tantangan.

Temuan yang dipublikasikan oleh American Psychological Association ini bertolak belakang dengan kepercayaan selama ini bahwa menjadi seorang ibu justru menurunkan kemampuan otak kaum hawa.

Dalam risetnya, para ahli ilmu saraf di Universitas Yale melakukan pemindaian otak 19 perempuan yang baru dikaruniai anak. Pemindaian dilakukan selama beberapa pekan setelah proses persalinan.

Hasilnya menunjukkan, volume grey matter—daerah otak yang memproses informasi—meningkat secara signifikan dalam empat bulan setelah wanita menjadi seorang ibu. Perubahan seperti itu, kata peneliti, biasanya hanya terjadi setelah seseorang belajar secara intensif selama periode tertentu, atau ketika mengalami cedera otak atau saat sakit.

Daerah abu-abu adalah bagian otak yang mengaktifkan motivasi, penilaian, alasan, proses emosi, dan perasaan puas. Daerah ini juga merupakan kunci sukses dalam hubungan antara ibu dan anak.

Perluasan pada daerah "motivasi" di otak, kata peneliti, mendorong timbulnya pengasuhan seorang ibu sehingga bayi mereka bisa bertahan hidup dan berkembang baik secara fisik, emosional, dan kognitif.

Ibu yang memberi perhatian paling besar pada bayi mereka cenderung mengalami pertumbuhan terbesar pada daerah abu-abu, ungkap peneliti yang memublikasikan temuannya dalam jurnal Behavioral Neuroscience itu.

Para ahli belum dapat memastikan berapa besar perubahan otak tersebut yang diakibatkan peningkatan hormon seperti estrogen dan oksitosin saat wanita melahirkan. Demikian juga dengan berapa besar peningkatan itu menimbulkan perubahan hormon yang menyebabkan para ibu menyayangi bayi mereka.

Kompas.com

1 Hari 10 Wanita Terbunuh Karena Kanker Serviks

Kanker serviks atau kanker leher rahim disinyalir menjadi pembunuh utama wanita Indonesia. Setiap hari diperkirakan 10 wanita di Indonesia meninggal karena kanker serviks.



Kanker serviks disebabkan oleh virus yang disebut human papilloma virus (HPV). Virus ini bermacam-macam tipe, tetapi yang menimbulkan kanker serviks adalah sekitar 20 tipe, yang tersering dan berisiko tinggi adalah tipe 16 dan 18. Penularan umumnya terjadi lewat hubungan seksual (80 persen).

Menurut Prof dr M Farid Aziz, Guru Besar Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), sekitar 80 persen virus HPV akan hilang dan mati karena sistem kekebalan tubuh.

"Sisanya, virus itu akan menetap dan berkembang menjadi sel pra-kanker dan dalam waktu 10-20 tahun bisa menjadi kanker," katanya.

Ia menambahkan, karena perjalanan virus yang lama tersebut, sebenarnya sel kanker bisa ditangkap lewat screening. "Upaya deteksi dini dengan tes pap smear atau IVA bisa menemukan virus pada kondisi pra-kanker," paparnya dalam peluncuran Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks di Jakarta, Kamis (21/10/2010).

Pencegahan utama kanker serviks, imbuh Farid, adalah melindungi diri dari faktor risiko dan penyebab, termasuk imunisasi.

"Vaksin HPV membantu sistem imun mengenal dan menghancurkan virus HPV sebelum menginfeksi serta menahan laju penyakitnya," katanya.

Kompas.com

Kamis, 07 Oktober 2010

Mual dan Muntah Tanda Bayi Sehat

Perasaan tidak enak karena mual dan muntah di awal kehamilan sering membuat calon ibu kewalahan. Tapi ternyata ada sisi positif dari gejala yang disebut morning sickness ini, yakni menandakan janin dalam kondisi sehat dan tidak mudah mengalami keguguran.

Diperkirakan 50-90 persen ibu hamil mengalami morning sickness. Dari penelitian yang dilakukan Dr.Ronna L. Chan dan timnya diketahui wanita yang mengalami keluhan morning sickness justru jarang yang mengalami keguguran.



Lantas, apakah ibu hamil yang tidak mengalami morning sickness perlu khawatir? Tidak juga ternyata. "Gejala di awal kehamilan sangat bervariasi pada tiap ibu hamil. Jadi tidak berarti ibu hamil yang lancar-lancar saja di awal kehamilan akan mengalami masalah pada kandungannya," kata Chan dari Universitas North Calorina yang melakukan penelitian ini.

Untuk mengetahui kaitan antara morning sickness dengan risiko keguguran lebih detil, Chan tidak hanya melihat ada tidaknya gejala mual muntah tapi juga seberapa lama gejala itu dirasakan. Dalam penelitiannya ia mengamati kesehatan 2.400 ibu hamil di Amerika.

Seluruh ibu hamil yang diteliti terlibat sejak awal kehamilan atau saat mereka sedang dalam program untuk hamil. Sekitar 85 persen ibu hamil mengalami morning sickness dalam beberapa tingkatan dan 53 persen mengalami gejala mual dan muntah.

Sebelum kehamilan menginjak usia 20 minggu, 11 persen responden mengalami keguguran. Kebanyakan adalah ibu hamil yang tidak mengalami gejala morning sickness. "Risiko untuk keguguran pada yang tidak mengalami morning sickness 3,2 kali lebih besar," kata Chan.

Faktor usia juga ikut memengaruhi risiko keguguran. Pada ibu hamil yang berusia kurang dari 25 tahun dan tidak mengalami morning sickness, risiko untuk keguguran empat kali lebih tinggi dibanding ibu hamil yang menderita morning sickness dan risikonya menjadi 12 kali lebih tinggi jika ibu hamil itu berusia lebih dari 35 tahun. Makin lama gejala morning sickness yang dialami, makin rendah pula risikonya untuk keguguran.

Beberapa teori menjelaskan kaitan antara gejala mual muntah tersebut dengan kesehatan janin. "Mual dan muntah selama kehamilan adalah mekanisme untuk meningkatkan kualitas nutrisi ibu hamil serta mengurangi kandungan berbahaya yang mungkin ada dalam tubuh ibu sehingga janin lebih terlindungi," kata Chan.

Kompas.com

Terungkap, Penyebab Darah Tinggi


Meski dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi kemajuan penting dalam penanganan penyakit darah tinggi, namun para ahli belum mengetahui dengan pasti penyebab tekanan darah tinggi. Hingga para ilmuwan dari Inggris berhasil mengungkap adanya kesalahan mekanisme tubuh yang menyebabkan hipertensi.

Tekanan darah tinggi adalah istilah untuk menunjukkan kondisi di mana aliran darah pada arteri dirasa bertekanan terlalu tinggi. Tekanan darah akan dinyatakan tinggi jika angkanya konsisten pada angka 140 mm Hg per 90 mm Hg.

Menurut tim peneliti dari Universitas Cambridge dan Nottingham Inggris, tekanan darah dikontrol oleh hormon yang disebut angiotensis. Jika jumlah hormon itu terlalu banyak akan memicu pembuluh darah berkontrasi sehingga tekanan darah meningkat.

Para ilmuwan yang sudah 20 tahun bergelut mencari tahu hormon itu pada akhirnya berhasil mengungkap cara menghambat pergantian (switch) yang menyebabkan hormon menjadi over produksi sehingga tekanan darah tinggi bisa dicegah.

"Kami telah menemukan langkah pertama dari proses utama dalam pengendalian tekanan darah. Penemuan ini akan membuka kemungkinan strategi terbaru dalam penanangan dan pencegahan hipertensi," kata Profesor Robin Carrell dari Universitas Cambridge.

Ikhwal penemuan ini berawal dari riset yang dilakukan Carrell dan timnya mengenai pre-eklampsia, gangguan kehamilan akibat tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang bisa membahayakan nyawa. Diperkirakan tiap tahunnya 5000 ibu hamil meninggal karena kondisi tersebut.

Selasa, 05 Oktober 2010

Awas, Jangan Memangku Laptop

Tak sedikit orang yang terbiasa menggunakan pahanya sebagai pengganti meja untuk menaruh laptop. Meski praktis, waspadai gangguan kulit yang timbul akibat panas yang muncul dari komputer jinjing tersebut.



Meski rasa panas yang berasal dari mesin prosesor laptop tidak menyebabkan kulit terbakar, memangkunya bisa menyebabkan penggelapan warna kulit yang permanen atau disebut juga dengan istilah toasted skin syndrome. Meski jarang, kulit yang terpapar panas dari laptop juga bisa memicu kanker kulit.

Panas dari laptop bisa mencapai 50 derajat Celsius. Oleh karena itu, kita disarankan untuk tidak memangku laptop terlalu lama. Gangguan kulit merupakan salah satu dari 10 jenis dampak negatif penggunaan laptop bagi kesehatan yang dicatat para ahli.

Pada masa lalu, toasted skin syndrome biasanya diderita oleh para pekerja yang tugasnya berdekatan dengan sumber panas, seperti pekerja di pabrik roti atau pembuat kaca.

"Kulit yang gelap itu jika dilihat di bawah mikroskop mirip dengan kerusakan kulit akibat terlalu lama terpapar sinar matahari," kata dr Kimberley Salkey, profesor dermatologi dari Eastern Virginia Medical School, AS.

Laporan medis beberapa tahun lalu menunjukkan kasus seorang pria dengan temperatur di bagian skrotum atau buah zakarnya meningkat gara-gara terlalu sering memangku laptop. Dalam jangka panjang, hal ini akan menyebabkan produksi sel sperma berkurang sehingga menjadi infertil.

http://health.kompas.com/

Polusi Udara Bisa Memicu Diabetes

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan hubungan kuat antara risiko terserang diabetes dan paparan asap knalpot, asap industri, dan jenis-jenis polusi udara partikulat halus.



Masyarakat yang tinggal di daerah dengan tingkat kualitas udara di bawah batas keselamatan Badan Perlindungan Lingkungan memiliki prevalensi diabetes lebih dari 20 persen lebih tinggi dari orang yang terkena polusi udara lebih sedikit.

"Kita tahu paparan polusi udara adalah faktor risiko penyakit kardiovaskuler," kata John Brownstein, PhD, dari Children's Hospital Boston dan Harvard Medical School. "Ini hanyalah satu bagian dari bukti bahwa dampak polusi kesehatan sungguh serius."

Brownstein dan rekan menghitung data gabungan Badan Lingkungkan Amerika terhadap partikulat udara halus hasil polusi udara. Kemudian menghubungkannya dengan data dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan badan sensus Amerika tentang banyaknya orang yang menderita diabetes selama tahun 2004 dan 2005.

Analisis tersebut menunjukkan hubungan yang kuat dan konsisten antara tingkat diabetes dan tingkat polusi udara.

Walaupun temuan ini tidak membuktikan kaitan langsung polusi udara dengan epidemi diabetes, tetapi cukup menggambarkan peran faktor lingkungan lain dalam meningkatkan risiko diabetes selain fenomena lain yang sekarang sedang marak di dunia Barat, yakni obesitas.

Bahkan, dalam penelitian pada hewan sebelumnya, peradangan kronis telah terbukti dapat meningkatkan resistensi insulin, yang mengarah ke diabetes. Bahan kimia dalam polusi udara telah dihubungkan dengan peradangan ini.

"Untuk itu, kesimpulan kami tentang hubungan ini mungkin lebih kuat terjadi pada orang gemuk. Sebab, banyak bahan kimia terakumulasi dalam lemak," tambah Brownstein.

http://health.kompas.com/

Jumat, 24 September 2010

Aksi Si Virus Pengintai Maut

Demam berdarah dengue masih menyisakan berbagai pertanyaan menggantung. Termasuk di dalam keluarga Bain (49), warga Jakarta Timur, yang baru terserang penyakit itu bersamaan dengan putranya, Anan (18), beberapa waktu lalu.

Kesannya, demam berdarah itu bisa remeh, tetapi juga dapat mematikan. Lebih baik tidak ambil risiko,” ujar Bain yang sempat dirawat lima hari di sebuah rumah sakit. Begitu merasa demam, tanpa pikir panjang, Bain yang sudah tiga kali dihinggapi demam berdarah dengue itu memeriksakan diri ke dokter. Kekhawatiran utamanya, demam berdarah.

Sepak terjang penyakit demam berdarah kian mengkhawatirkan. Penyakit yang satu ini tidak pilih-pilih korban dan tak hanya menyerang anak-anak saja, seperti sebelumnya dikenal.

Penyakit berbahaya itu tak lepas dari aksi virus dengue di dalam darah. Dengue berasal dari bahasa Swahili, ki denga pepo, atau serangan tiba-tiba berupa kejang yang disebabkan roh jahat. Dalam bahasa Spanyol kemudian disebut dengue. Penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti itu menjadi wabah di Indonesia pada 1968.



Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Karya Bhakti, Bogor, Adi Teruna Effendi, mengatakan, demam dengue disebabkan oleh virus dengue (VDEN). Namun, infeksi virus dengue dalam dinamikanya sering menimbulkan ragam gambaran klinik, seperti demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD), dan dengue shock syndrom (DSS). Virus dengue mampu memperbanyak diri sehingga menimbulkan penyebaran yang selanjutnya menentukan arah berkembangnya infeksi.

Keberadaan virus di dalam darah memicu sistem imunitas yang ditandai dengan demam akut. ”Hanya saja, terkadang demam itu tidak dirasakan karena tengah bepergian, sibuk, atau kelelahan,” ujar Adi.

Selain itu, pemecahan virus dengue akan melepaskan protein nonstruktural yang nantinya mendorong replikasi virus lebih jauh lagi. Kondisi itu menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan dapat menyebabkan terjadinya kebocoran.

Dokter spesialis anak dari Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, Alan Roland Tumbelaka, menambahkan, peningkatan hematokrit menjadi salah satu penanda akan adanya ancaman kebocoran plasma yang dapat menyebabkan shock dan berbahaya. ”Dibandingkan dengan nilai trombosit, nilai hematokrit jauh lebih penting dalam menentukan kegawatan suatu kasus demam berdarah dengue,” ujarnya.

Terjadinya shock bergantung pada jenis tipe virus dengue (dikenal dengan serotipe) yang masuk ke tubuh anak. Terdapat empat serotipe, yakni Dengue 1, Dengue 2, Dengue 3, dan Dengue 4. Tingkat kejahatan virus juga berperan. ”Respons kekebalan tubuh dari setiap penderita ikut juga menentukan terjadinya shock atau tidak,” kata Alan.

Perbedaan

Alan menjelaskan, kebocoran plasma (plasma leakage) membedakan antara demam berdarah dengue (DBD) dan demam dengue. Pada DBD terjadi kebocoran plasma karena keluarnya cairan plasma darah dari pembuluh darah seseorang ke jaringan di luar pembuluh darah. Kebocoran itu menyisakan zat padat dalam darah atau sel darah yang ditandai oleh kadar hematokrit (kekentalan darah) meningkat. Kebocoran plasma yang biasanya pada hari ke-3 hingga ke-4 itu dapat dikenali dengan nilai hematokrit (Ht).

Sebagian cairan plasma masuk ke ruang di luar pembuluh darah, seperti ruang antara selaput paru (pleura) atau ke antara selaput pembungkus jantung (perikardium), atau ke ruang antara usus manusia (peritonium). Lantaran keluarnya cairan itu, rongga pembuluh darah menjadi relatif kosong dan tekanannya jadi berkurang. Hal ini memberi gejala turunnya tekanan dalam pembuluh darah dan berakibat fatal shock atau renjatan. ”Inilah komplikasi DBD yang ditakuti orang dan merupakan perbedaan demam berdarah dengue dengan demam dengue,” ujarnya.

Peningkatan hematokrit sekaligus tanda penderita memerlukan tindakan darurat berupa infus yang cepat dan tepat cairan kristaloid atau koloid, tergantung keburukan serta evaluasi situasi yang terjadi. Tidak jarang kemudian penderita memerlukan perawatan di ruang rawat intensif (ICU).

Pada penderita demam berdarah dengue dapat pula terjadi pendarahan karena adanya gangguan fungsi trombosit sehingga terjadi gangguan pembekuan darah. Jumlah trombosit yang menurun (di bawah 100.000 per mm) juga berpengaruh terhadap terjadi perdarahan. Selain itu, timbul gangguan pemakaian fungsi trombosit sehingga mudah terjadi perdarahan. Nilai trombosit mulai menurun pada masa demam dan mencapai nilai terendah pada masa renjatan atau shock.

Menurut Alan, hal lain yang juga penting ialah keterangan infeksi virus dengue tersebut terjadi pertama kali atau tidak. Infeksi pertama kali, berarti virus dengue belum pernah masuk ke tubuh anak sebelumnya dan merupakan infeksi primer. ”Inilah yang terjadi pada demam dengue. Pada infeksi berikutnya, penderita dapat terinfeksi oleh virus dengue kembali, tetapi dari jenis atau serotipe yang berbeda. Biasanya gejalanya lebih berat. Ini yang disebut infeksi sekunder dan biasanya disebut DBD,” ujarnya.

Pada dasarnya, infeksi virus dengue merupakan self limiting infection disease yang akan berakhir 2-7 hari. Lantaran tidak ada obatnya, penanganan pasien dengan memberikan cairan cukup guna mengurangi rasa haus dan dehidrasi.

Pada anak, jika volume darah si anak tidak sampai berkurang pada saat terjadi kebocoran plasma, kebocoran itu dapat dihadapi tubuhnya. Biasanya itu dikarenakan anak mempunyai kesempatan dan kesanggupan minum cukup. Sedangkan anak yang tidak bisa minum, atau sering muntah, mempunyai tendensi mudah menjadi shock. Monitor dan perhatian khusus terhadap derajat kehausan dan kemampuan minum si anak sangat penting.

Selain itu, dapat pula diberikan obat penurun panas dengan berhati-hati. Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (1997), pemakaian obat antidemam golongan parasetamol lebih tepat untuk menurunkan demam berdarah dengue.

Asam asetilsalisilat ataupun obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen, mempunyai indikasi kontra pada demam dengue ataupun DBD yang dapat menimbulkan risiko perdarahan. Namun, tetap saja kecepatan deteksi dan penanganan ikut menentukan keselamatan penderita dari lubang maut.

Menggertakkan Gigi Saat Tidur Rusak Gigi

Kebiasaan menggertakkan gigi atau mengatup rahang kuat-kuat saat tidur umum terjadi di masyarakat kita. Lebih dari 50 persen orang dewasa pernah mengalami kondisi yang disebut bruksisme ini. Kebiasaan ini juga sering dialami anak-anak.

Bruksisme paling sering terjadi pada awal tidur. Ada yang mampu menggertakkan giginya sedemikian keras, tetapi ada yang tidak menimbulkan suara sehingga mereka menyangkal telah menggertakkan gigi. Kendati demikian, bruksisme ini bisa dikenali dari kondisi giginya.

Menurut drg Robert Lessang, Sp Perio, kebiasaan menggertakkan gigi bisa menyebabkan kerusakan gigi atau rahang. "Kerusakan ini biasanya muncul setelah kebiasan ini berlangsung bertahun-tahun," kata staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia ini.

Untuk mengevaluasi keparahan masalah ini, dokter gigi akan melakukan pemeriksaan fisik pada gigi dan rahang. Dokter juga akan memeriksa kalau-kalau ada pembengkakan pada otot rahang dan kelainan gigi, seperti gigi patah, tanggal, atau gigi atas dan bawah tidak bertemu.



Bruksisme juga sering menyebabkan rasa ngilu di gigi atau disebut gigi sensitif. "Menggertakkan gigi secara kuat atau tekanan pengunyahan bisa menyebabkan terbukanya dentin sehingga merangsang saraf-saraf pulpa dan menimbulkan nyeri," katanya. Akibatnya adalah gigi menjadi sensitif pada makanan dan minuman dingin, panas, asam, tekanan, atau rangsangan lain.

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab bruksisme. Namun, para ahli menduga ada beberapa faktor yang menyebabkan bruksisme, antara lain lengkung rahang atas gigi atas dan gigi bawah tidak harmonis sehingga tidak kontak, serta penyebab psikologis. Cemas, stres, dan kemarahan yang ditahan diyakini menyebabkan bruksisme.

Pada anak, bruksisme terkait pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa anak menggertakkan gigi karena gigi atas dan bawahnya tidak bertemu. Ada pula yang melakukannya sebagai respons terhadap rasa sakit seperti karena sakit telinga atau saat tumbuh gigi.

Untuk penderita bruksisme berat, menurut drg Robert, biasanya dokter menganjurkan penggunaan pelat pelindung yang digunakan pada malam hari. Pelat ini menutupi permukaan kunyah seluruh gigi untuk mengurangi besarnya tekanan terdahat gigi-geligi.

"Saat dipakai, pelat ini posisinya mengunci sehingga gigi tidak rusak," katanya. Sementara itu, terapi lain adalah membuatkan coping (penutup) pada bagian gigi yang sudah aus. Bila bruksisme ini terkait dengan stres, maka bersikap relaks bisa mengurangi kebiasaan bruksisme.

sumber: Kompas.com