Minggu, 19 Desember 2010

Konsumsi Sayur Kurangi Angka Kematian

Tahukah Anda bahwa kita bisa berkontribusi untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan dengan cara mudah, yakni meningkatkan asupan sayur dan buah dalam menu harian kita?



Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur setiap hari bisa mencegah 15.000 kematian dini, termasuk 7.000 kasus penyakit jantung koroner, 15.000 akibat kanker, dan lebih dari 3.000 akibat stroke.

Meningkatkan asupan serat juga akan menyelamatkan 4.000 jiwa, demikian menurut para ahli dari Oxford University. Angka kematian juga bisa dicegah dengan mengurangi konsumsi garam dan asupan lemak. Paling tidak 33.000 nyawa bisa diselamatkan jika jumlah orang yang makan serat secara nasional meningkat.

Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Epidemiology and Community Health itu menganalisis kematian akibat stroke, kanker, dan penyakit jantung koroner dengan menghitung asupan makanan dan nutrisi. Penelitian juga dilakukan untuk melihat pengaruh pola makan pada angka kesakitan dan kematian dini pada tahun 2005 hingga 2007.

Sumber : Kompas

Tetap Sehat, Bukan Tetap Langsing

Kebanyakan diet populer tidak berhasil mempertahankan kelangsingan dalam jangka panjang. Sesungguhnya ada cara-cara gratis yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan penurunan berat badan secara permanen.



1. Olahraga
Agar bisa tetap langsing, dalam jangka panjang butuh bantuan olahraga, setidaknya 30 menit lima kali seminggu. Bila tak sempat olahraga, lakukan jalan kaki di sela-sela waktu bekerja atau lakukan pekerjaan rumah tangga. Lebih baik lagi jika kita jalan pagi bersama teman, ikut keanggotaan pusat kebugaran atau klub olahraga.

2. Latihan beban
Alasannya, latihan beban membentuk jaringan otot di tubuh kita. Semakin banyak jaringan otot yang dimiliki, semakin banyak jumlah kalori yang dibakar, meskipun sedang istirahat sekalipun.
Dalam buku Strong Women Stay Slim, Mirian Nelson, peneliti dari Tuft University, membuktikan bahwa wanita yang ikut diet plus melakukan latihan beban, bisa memangkas 44 persen lebih banyak lemak dibandingkan dengan mereka yang hanya berdiet. Senam aerobik hanya membakar kalori. Perlu dibantu latihan beban untuk membakar kalori lebih banyak lagi.

3. Catat makanan setiap hari
Sempatkan membuat catatan mengenai makanan yang kita makan seharian, kadar lapar sebelum makan dan emosi. Catatan harian ini akan memberi kesadaran baru.

4. Fokus tetap sehat bukan jadi langsing.
Lebih banyak orang berhasil langsing dalam jangka panjang ketika mengubah motivasinya dari ingin langsing menjadi ingin lebih sehat. Ubahlah mindset mengenai makanan yang bikin tubuh sehat daripada makanan yang bikin kita gemuk.

5. Kontrol porsi makanan
Sadari jumlah makanan yang disantap setiap kali makan. Minta porsi setengah ketika makan di restoran yang menyajikan porsi besar. Perhatikan kadar lapar ketika makan dan berhentilah makan ketika merasa sudah nyaman, bukan kekenyangan.

6. Turunkan bobot perlahan
Sadari bahwa penurunan berat badan yang cepat hanya menghilangkan air dan otot, bukan lemak. Padahal, otot diperlukan untuk menjaga kadar metabolisme. Bila otot berkurang, metabolisme melambat dan ujungnya, tambahan kalori akan diubah menjadi lemak. Berkurangnya kadar lemak ubuh akan efektif bila penurunan berat badan terjadi perlahan. Penurunan berat yang sehat tidak lebih dari setengah hingga satu kilogram per minggu.

7. Makan secara perlahan
Makan perlahan-lahan adalah cara yang baik menurunkan berat badan. Dari waktu pertama menyantap makanan, otak butuh waktu 20 menit untuk memberikan sinyal bahwa perut sudah penuh. Karena itu, nikmatilah setiap gigitan. (GHS/diy)

Pakaian Dalam Butut Bikin Enggak "Mood"

Fungsi utama pakaian dalam sebenarnya adalah menutupi dan melindungi organ intim. Namun, selain dicari karena fungsinya, ternyata kebanyakan wanita menganggap underwear sebagai salah satu benda fashion yang bisa memengaruhi penampilan.



Seorang wanita rata-rata memiliki 21 pasang pakaian dalam. Selain fungsi, unsur desain yang seksi, warna, dan bahan pakaian dalam menjadi daya tarik utama dalam membeli underwear. Tak heran jika banyak orang yang merasa kurang pede jika memakai celana dalam dan bra yang sudah butut.

Dalam sebuah survei terhadap 1.000 perempuan berusia 18 tahun ke atas mengenai pakaian dalam, mayoritas (74 persen) menjawab mereka merasa lebih seksi dan lebih pede ketika menggenakan sepasang underwear.
"Rambut yang susah diatur atau bad hair day memang bisa memengaruhi mood seorang wanita. Tapi, ternyata pakaian dalam yang bentuk dan warnanya mulai hancur juga bisa merusak mood mereka," kata Lisa Lee Freeman, pemimpin editor majalah ShopSmart, yang melakukan survei ini.

Dari survei juga terungkap, 27 persen responden mengatakan, suasana hati mereka dipengaruhi oleh pakaian dalam yang dikenakan. "Apa yang kita pilih di pagi hari untuk dikenakan bisa membuat perbedaan besar," kata Freeman.

Rata-rata tiap wanita memiliki 21 pasang pakaian dalam, tetapi 10 persen responden mengaku memiliki 35 pasang atau lebih. Warna netral menjadi favorit para responden (65 persen), dengan warna putih di urutan pertama, diikuti dengan hitam dan warna beige.

Secara umum (46 persen) responden mengatakan, celana dalam model brief (menutupi bokong) adalah jenis yang paling sering dipakai. Tetapi, wanita berusia 18-34 tahun lebih menyukai model bikini.

Sementara itu, separuh responden mengeluhkan celana dalam yang sering tidak pas, dengan keluhan nyelip di urutan pertama (30 persen), diikuti dengan tidak bisa tersamar oleh pakaian luar (19 persen), dan tidak memiliki coverage penuh di bagian belakang atau bokong (14 persen).

8 Cara Menghargai Diri Sendiri

Seberapa besar Anda menghargai diri sendiri? Jika belum, ambillah waktu sebentar dan lakukan sesuatu yang baik untuk diri sendiri.



1.    Sediakan waktu. Menyediakan waktu untuk diri sendiri akan membuat pikiran segar kembali. Bahkan, menyediakan lima menit hanya untuk menutup mata dan memfokuskan pikiran dapat membantu Anda merasa lebih baik. Namun, akan lebih baik bila Anda bisa menyediakan waktu yang lebih banyak untuk memfokuskan pikiran pada diri sendiri dan apa yang perlu dilakukan.

2.    Lakukan sesuatu yang baik untuk tubuh. Memang mudah mengabaikan kesakitan yang dirasakan tubuh dan lupa untuk mengurus diri sendiri. Cobalah berendam di air panas yang dicampur garam atau mintalah seseorang untuk memeluk. Bisa juga cobalah berdiri dan lakukan peregangan.

3.    Buat diri sendiri merasa nyaman. Misalnya dengan menelepon teman atau minum teh hangat, tidur dengan bantal dan selimut yang nyaman, menulis buku harian, makan sesuatu yang disukai, mencium bau minyak aromaterapi seperti vanila, lavender, dan lain-lain.

4.    Pergi ke dunia lain.
Caranya adalah dengan membaca buku, menonton film, atau biarkan pikiran mengalir ke mana pun ia pergi.

5.    Melakukan sesuatu yang konyol.
Ini akan membawa keluar jiwa kanak-kanak yang ada dalam kepribadian kita dan memberi perasaan bahagia. Misalnya bermain busa sabun, membuat kue, mengamati awan dan mereka-reka bentuknya, serta bermain dengan hewan peliharaan atau otopet.

6.    Cuti sehari. Apalagi bila Anda sudah merasa jenuh dengan pekerjaan sehari-hari. Ambil cuti sehari dan lakukan apa pun yang ingin dilakukan seharian penuh. Ini lebih baik daripada sehari di akhir pekan.

7.    Jalan-jalan di tengah alam terbuka. Kadang kita lupa memperhatikan dunia yang terbentang di sekitar. Mengamati alam akan membuat kita merasa lebih enak dan kalem. Berjalanlah di taman. Amati dan pandanglah pohon, rumput, langit, kemudian bernapaslah.

8.    Melakukan sesuatu yang sudah lama ingin Anda kerjakan. Mengapa menundanya lagi? Lekas kerjakan dan Anda akan merasa lebih baik.

Sabtu, 04 Desember 2010

Cabut Gigi di Jakarta Paling Murah

Tingkat keberhasilan layanan kesehatan di DKI Jakarta mencapai 60-70 persen, berdasarkan survei layanan kesehatan oleh Litbang Kompas terhadap 500 responden pada bulan April dan lembaga kemasyarakatan Fakta terhadap 800 responden pada Juni 2010. Hal tersebut diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.




Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menjadi layanan kesehatan nomor satu yang diandalkan oleh responden. Usia harapan hidup di Jakarta pun cukup tinggi, yakni 74 tahun untuk laki-laki dan 77,6 tahun untuk perempuan. Berkaca pada kondisi tersebut, Fauzi Bowo menilai bahwa pelayanan kesehatan di Jakarta telah cukup memadai dan terjangkau bagi masyarakat Ibu Kota.

"Semua puskesmas di Jakarta ini punya klinik gigi yang istimewa, dokternya cantik-cantik. Cabut gigi di Jakarta Rp 5.000, paling murah di dunia," papar Fauzi Bowo dalam sambutannya di acara Silaturahmi dengan Pengurus RT/RW, Dewan Kota/Kabupaten, dan Tokoh Masyarakat serta Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-38 DKI Jakarta di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (4/12/2010) siang.

Untuk menambah layanan di puskesmas-puskemas tersebut, Fauzi Bowo menegaskan rencana pemerintah untuk menyediakan layanan rawat inap di setiap puskesmas mulai tahun depan. "Tahun ini separuh puskesmas di kecamatan mendapatkan ISO, separuh puskesmas kelurahan mendapatkan ISO. Tahun depan, seluruh puskesmas di Jakarta punya layanan rawat inap," jelas Fauzi Bowo.

Layanan lain yang akan disediakan adalah pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta Selatan dengan layanan rawat inap tanpa pembedaan kelas. Di samping itu juga penambahan kamar untuk kelas III pada RSUD yang telah ada di Jakarta.

Perlukah Anda Menjalani Tes HIV?

Jika Anda merasa cemas atau khawatir akan kemungkinan terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV)virus yang menyebabkan  AIDSpenting artinya bagi Anda untuk menjalani tes atau screening sesegera mungkin.




Walaupun kemungkinan hasil positif menjadi ancaman menakutkan bagi siapa pun, Anda sebenarnya tidak perlu terlalu takut. Mengetahuinya lebih dini akan memberi keuntungan. Saat ini pasien pengidap HIV dapat hidup dengan harapan dan kualitas yang lebih baik, khususnya jika mereka melakukan pengobatan sejak dini.

Dengan memastikan apakah Anda positif terinfeksi, Anda juga dapat melakukan langkah antisipasi sehingga tidak akan menularkan virus mematikan ini kepada pasangan ataupun orang lain.

Beberapa jenis metode tes tersedia saat ini untuk mendiagnosis infeksi HIV. Ada pula tes atau screening untuk menyeleksi dan memonitor hasil pengobatan pada pasien-pasien yang positif mengidap HIV.

Lalu siapa saja yang berisiko mengalami infeksi HIV dan wajib menjalaniscreening? Inilah beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran apakah Anda wajib menjalani tes HIV/AIDS:

1. Anda adalah orang yang sering gonta-ganti pasangan seksual.

2. Anda melakukan hubungan seks tidak aman dengan seseorang yang berisiko terinfeksi HIV.

3. Anda menggunakan jarum suntik untuk keperluan obat, steroid, atau menggunakan jarum suntik secara bersamaan atau menggunakan alat-alat lain untuk narkoba.

4. Anda memiliki penyakit menular seksual, penyakit hepatitis, atau tuberkulosis (TBC).

5. Anda melakukan seks demi mendapatkan narkoba atau uang.

6. Anda pernah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang memiliki salah satu dari indikator di atas—atau dengan pasangan dengan sejarah seksual yang tak pernah Anda ketahui sebelumnya.

Wapres: Penanganan HIV/AIDS Harus Sinergis

Wakil Presiden Boediono meminta penanganan HIV/AIDS oleh sejumlah komponen dapat dilakukan secara lebih sinergi seiring meningkatnya kasus penyakit ini dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya prihatin dengan tingginya angka pengidap HIV/AIDS di Indonesia. Kita semua harus mawas diri, mengapa ini bisa terjadi," katanya dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-46 dan Puncak Hari AIDS se-Dunia di Jakarta, Jumat (3/12/2010).
   
Wapres mengatakan, peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS yang terus terjadi harus menjadi perhatian serius semua pihak, termasuk  instansi yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut. Apalagi dalam lima tahun mendatang Indonesia  dituntut untuk dapat menuntaskan delapan program sasaran pembangunan milenium (MDG’s).

"Kita harus pikirkan bagaimana kita membalikkan tren peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS ini, dalam empat hingga lima tahun mendatang. Kita harus benar-benar memikirkan, bagaimana menurunkan angka tersebeut, karena ini masalah nasional. Semua bidang kesehatan dan penyakit kita perhatikan dan tangani, tetapi fokus kita adalah HIV/AIDS karena suah menjadi masalah nasional," katanya.

Karena itu, tambah Wapres semua komponen termasuk instansi terkait harus bisa lebih koordinatif dan sinergi dalam penanggulangan HIV/AIDS.

"Kita sering sibuk sendiri-sendiri, sehingga hasilnya minim dan tidak optimal. Masalah kesehatan tidak sekadar menyangkut diagnosis dan memberikan obat, tetapi menyangkut antara lain gaya hidup, lingkungan, pendidikan dan lain-lain," tuturnya.

Boediono menegaskan," Mari kita pikirkan bersama, apa yang bisa kita lakukan untuk menyetop laju peningkatan HIV/AIDS. Kita harus transparan dalam penanganannya sehingga sikap sosial yang diberikan masyarakat tentang apa dan bagaimana HIV/AIDS juga positif,".

Pembelajaran publik
Wapres mengatakan, salah satu upaya menekan angka pengidap HIV/AIDS adalah melalui sosialisasi atau pembelajaran publik yang melibatkan semua instansi terkait.

Sosialisasi dapat dilakukan melalui media massa, dimasukkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah dan lainnya mengingat sebagian besar pengidap HIV/AIDS adalah generasi muda.

Pada kesempatan yang sama Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengakui, sosialisasi tentang apa dan bagaimana HIV/AIDS belum optimal.  "Kita harus duduk bersama lagi untuk merumuskan sasaran yang  tept dan program untuk mengatasinya," ujarnya.

Menkes mengatakan, sasaran utama kasus AIDS saat ini adalah generasi muda dan pelaku heteroseksual. "Saat ini kita masih kesulitan untuk mensosialisasikan di sekolah-sekolah menengah, karena itu masih akan dirumuskan dengan Kemendiknas, tentu dengan bahasa yang disesuaikan. Yang jelas intinya tentang kesehatan reproduksi," kata Endang.




Untuk pelaku heteroseksual, lanjut dia, pihaknya masih kesulitan untuk mensosialisasikan hubungan seks berisiko yang aman dengan penggunaan kondom. "Masyarakat masih memandang, jika kita mensosialisasikan kondom, dianggap mendukung (seks berisiko), padahal tidak. Kalau bisa yang kita imbau mereka tidak melakukan hubungan seks berisiko," katanya.

Endang mengakui, pandangan negatif masyarakat terhadap penanganan  HIV/AIDS menjadi kendala besar yang harus dihadapi. "Selama ini kita hanya  menyasar PSK-nya, padahal para pelanggannya juga berisiko menularkan pada keluarganya, istri. Ya kita minta para lelaki, suami untuk lebih bertanggung jawab," katanya.