Selasa, 26 Oktober 2010

Jarang Sarapan, Rentan Sakit Jantung

Boleh dibilang sarapan merupakan makan yang paling penting dalam sehari. Kebiasaan beraktivitas dengan perut kosong bisa menyebabkan obesitas karena kita akan makan terlalu banyak di siang harinya.

Seperti diketahui orang yang obesitas pada umumnya memiliki timbunan lemak yang banyak di bawah perutnya serta kadar kolesterol yang tinggi. Semua ini merupakan faktor risiko penyakit jantung. Melewatkan sarapan juga bisa meningkatkan kadar insulin dalam darah, dalam jangka panjang hal ini bisa mengundang penyakit diabetes.




Penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition, menunjukkan orang yang terbiasa sarapan sejak kecil hingga dewasa, risikonya untuk terkena penyakit jantung lebih rendah dibanding mereka yang malas sarapan.

Para ahli menduga, malas sarapan merupakan tanda gaya hidup yang buruk. Orang yang jarang sarapan biasanya lebih suka mengudap makanan kecil yang manis serta kurang asupan serat, vitamin dan mineral. Malas sarapan juga memengaruhi cara tubuh menyimpan timbunan lemaknya.

Kompas.com

Bebaskan Bayi Dari Racun Tersembunyi

Di usia dini, sedapat mungkin minimalkan paparan bayi Anda dari zat-zat kimia berbahaya. Namun perlu diketahui racun juga bisa tersembunyi dalam perabot atau barang-barang plastik.
 



BPA dalam botol
Botol susu, gelas plastik dan alat makan bayi lainnya mungkin mengandung bisphenol-A (BPA), yang membuat plastik tampak bening dan antipecah. BPA dapat menyebabkan cacat bawaan kanker, pembentukan genital yang abnormal, serta pubertas dini. Botol beling tidak mengandung zat kimia berbahaya. Jika lebih suka mengunakan plastik, pilihlah yang bebas BPA.

Bebek beracun
Bebek karet mainan dan sejenisnya sekitar 50 persen bahan pembuatnya adalah phthalates, zat kimia yang terkait dengan kejadian kanker dan obesitas. Phthalates juga bisa mengganggu endokrin, sehingga bisa berpengaruh buruk pada hormonal. Lebih baik pilih mainan dari kayu atau katun organik.

Perabot
Almari, meja, dan kursi yang terbuat dari kayu lapis (tripleks, multipleks) mengandung formaldehyde, karsinogenik yang memicu sakit kepala, radang saluran napas, ruam kulit pada anak-anak dan orang dewasa. Ganti saja dengan barang dari kayu jati, sungkai, dan sejenisnya.

Cat tembok
Pilih cat tanpa VOC (Volatile Organic Compounds) atau berkadar VOC rendah (kurang dari 10 mg per liter) karena bila terhirup bisa membahayakan kesehatan.

Karpet
Banyak karpet mengandung zat kimia dan mudah menimbulkan banyak debu dalam ruangan. Juga terdapat zat pemicu kanker seperti xylene dan benzene yang bisa menyebabkan alergi dan masalah lain pada saluran pernapasan.

Jika terpaksa memasang karpet, bersihkan dengan alat pengisap debu (vakum) yang dilengkapi penyaring HEPA untuk membantu meminimalkan paparan tungau dan alergen lainnya. Gunakan juga bahan pembersih bebas racun.

Kamis, 21 Oktober 2010

Pria Gampang Kecanduan Alkohol

Siapa saja bisa ketagihan menenggak alkohol. Namun pada pria kemungkinannya dua kali lebih besar dibanding pada wanita. Hal itu terutama karena setelah mengonsumsi bir atau wine otak pria mengalami kesenangan lebih tinggi dibanding wanita.

Walaupun prosesnya kompleks, namun sejak lama para ahli menduga risiko seseorang untuk menderita alkoholisme bergantung pada sejumlah faktor, termasuk riwayat keturunan dan jenis kelamin.

Pada pria, kemampuan alkohol untuk merangsang dikeluarkannya dopamin lebih besar dan memengaruhi bagian otak yang berperan dalam mengatur rasa senang dan kecanduan. Bahkan meskipun jumlah alkohol yang diminum sama, namun efeknya tetap lebih dahsyat pada pria sehingga risiko pria untuk meneruskan kebiasaan minumnya menjadi lebih besar.





Dalam penelitiannya, para ahli dari Columbia dan Yale University membandingkan efek konsumsi alkohol pada sekelompok mahasiswa pria dan wanita yang suka minum alkohol. Mereka diminta menenggak minuman beralkohol kemudian para ahli melakukan pemindaian PET (positron emission tomography), teknik yang bisa mengukur jumlah alkohol yang bisa merangsang dilepaskannya hormon dopamin.

Dopamin memiliki banyak fungsi di otak. Ketika seseorang mengalami pengalaman yang menyenangkan, seperti berhubungan seks atau mengonsumsi narkoba, bagian otak tertentu mengeluarkan hormon dopamin.

Sanitasi Buruk, Kerugian Triliunan

Indonesia menempati peringkat ketiga dalam urutan negara dengan layanan sanitasi terburuk di Asia Tenggara. Buruknya layanan sanitasi di Indonesia menimbulkan kerugian Rp 58 triliun per tahun. Target Tujuan Pembangunan Milenium bahwa 62 persen keluarga Indonesia memiliki akses sanitasi hanya akan tercapai jika pertumbuhan layanan sanitasi dipercepat empat kali lipat.



Hal itu disampaikan Kepala Sub-Direktorat Air Minum dan Air Limbah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nugroho Tri Utomo di Jakarta, Rabu (20/10). ”Karena tidak bisa mengakses fasilitas sanitasi yang memadai, 70 juta warga Indonesia masih membuang air sembarangan,” kata Nugroho.

Layanan sanitasi Indonesia yang hanya lebih baik daripada Timor Leste dan Laos itu menimbulkan kerugian Rp 58 triliun per tahun. ”Salah satunya karena biaya memperoleh air bersih sangat mahal. Kami hitung kerugian mencapai Rp 1,2 juta per kapita per tahun. Sebenarnya kondisi sanitasi bisa diperbaiki selama lima tahun dengan dana Rp 56 triliun saja. Namun, dalam lima tahun mendatang pemerintah pusat hanya mampu menganggarkan Rp 14,7 triliun,” kata Nugroho.

Saat ini baru 51,02 persen keluarga Indonesia memiliki akses layanan sanitasi yang memadai. Target Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) menetapkan, 62 persen keluarga Indonesia memiliki akses sanitasi pada 2015. ”Kita butuh kenaikan akses 11 persen dalam lima tahun. Karena pertumbuhan akses layanan sanitasi hanya 0,5 persen per tahun, harus dipacu lagi menjadi 2 persen per tahun,” ujar Nugroho.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Pengolahan Air Limbah (PAL) Jaya Liliansari Loedin menyatakan, 82 persen sungai di DKI Jakarta tercemar berat sepanjang tahun karena buruknya sanitasi di Jakarta. Dari 75 sumur yang dipantau di DKI Jakarta, kandungan bakteri ecoli 38 sumur melebihi baku mutu. ”Itu karena sumur tercemari septic tank warga,” kata Liliansari.

Hingga kini, layanan pengolahan air limbah Perusahaan Daerah PAL Jaya baru menjangkau 196.600 jiwa warga DKI Jakarta. ”Limbah yang lain dibuang langsung ke saluran drainase dan ke sungai,” kata Liliansari.

Wali Kota Jambi Bambang Priyanto, selaku Ketua Asosiasi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi, menyatakan, pendekatan sektoral dalam penanganan sanitasi harus diubah. ”Sanitasi merupakan isu sejumlah instansi dan setiap instansi berpikir sektoral. Kami baru berhasil mempercepat peningkatan akses layanan sanitasi di Jambi setelah membentuk kelompok kerja sanitasi yang melibatkan semua pemangku kepentingan,” kata Bambang.

Melahirkan Dapat Membuat Wanita Lebih Cerdas

Tak sedikit ibu-ibu muda yang baru melahirkan mengeluh stres dan merasa otaknya seakan menjadi "lemot". Padahal, riset menunjukkan bahwa melahirkan seorang bayi justru membuat perempuan menjadi lebih "cerdas".



Seperti yang terungkap dalam penelitian terbaru di Amerika Serikat, volume daerah abu-abu (grey matter) pada otak perempuan mengalami peningkatan beberapa pekan pascaproses persalinan. Menurut riset, perempuan yang paling intens dan sayang pada anaknya mengalami perkembangan paling menonjol pada daerah otak mereka.

Para ahli menduga, fenomena perubahan hormon pascapersalinan ikut memengaruhi mekanisme otak para wanita sehingga membuat mereka menjadi lebih siap menghadapi tantangan.

Temuan yang dipublikasikan oleh American Psychological Association ini bertolak belakang dengan kepercayaan selama ini bahwa menjadi seorang ibu justru menurunkan kemampuan otak kaum hawa.

Dalam risetnya, para ahli ilmu saraf di Universitas Yale melakukan pemindaian otak 19 perempuan yang baru dikaruniai anak. Pemindaian dilakukan selama beberapa pekan setelah proses persalinan.

Hasilnya menunjukkan, volume grey matter—daerah otak yang memproses informasi—meningkat secara signifikan dalam empat bulan setelah wanita menjadi seorang ibu. Perubahan seperti itu, kata peneliti, biasanya hanya terjadi setelah seseorang belajar secara intensif selama periode tertentu, atau ketika mengalami cedera otak atau saat sakit.

Daerah abu-abu adalah bagian otak yang mengaktifkan motivasi, penilaian, alasan, proses emosi, dan perasaan puas. Daerah ini juga merupakan kunci sukses dalam hubungan antara ibu dan anak.

Perluasan pada daerah "motivasi" di otak, kata peneliti, mendorong timbulnya pengasuhan seorang ibu sehingga bayi mereka bisa bertahan hidup dan berkembang baik secara fisik, emosional, dan kognitif.

Ibu yang memberi perhatian paling besar pada bayi mereka cenderung mengalami pertumbuhan terbesar pada daerah abu-abu, ungkap peneliti yang memublikasikan temuannya dalam jurnal Behavioral Neuroscience itu.

Para ahli belum dapat memastikan berapa besar perubahan otak tersebut yang diakibatkan peningkatan hormon seperti estrogen dan oksitosin saat wanita melahirkan. Demikian juga dengan berapa besar peningkatan itu menimbulkan perubahan hormon yang menyebabkan para ibu menyayangi bayi mereka.

Kompas.com

1 Hari 10 Wanita Terbunuh Karena Kanker Serviks

Kanker serviks atau kanker leher rahim disinyalir menjadi pembunuh utama wanita Indonesia. Setiap hari diperkirakan 10 wanita di Indonesia meninggal karena kanker serviks.



Kanker serviks disebabkan oleh virus yang disebut human papilloma virus (HPV). Virus ini bermacam-macam tipe, tetapi yang menimbulkan kanker serviks adalah sekitar 20 tipe, yang tersering dan berisiko tinggi adalah tipe 16 dan 18. Penularan umumnya terjadi lewat hubungan seksual (80 persen).

Menurut Prof dr M Farid Aziz, Guru Besar Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), sekitar 80 persen virus HPV akan hilang dan mati karena sistem kekebalan tubuh.

"Sisanya, virus itu akan menetap dan berkembang menjadi sel pra-kanker dan dalam waktu 10-20 tahun bisa menjadi kanker," katanya.

Ia menambahkan, karena perjalanan virus yang lama tersebut, sebenarnya sel kanker bisa ditangkap lewat screening. "Upaya deteksi dini dengan tes pap smear atau IVA bisa menemukan virus pada kondisi pra-kanker," paparnya dalam peluncuran Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks di Jakarta, Kamis (21/10/2010).

Pencegahan utama kanker serviks, imbuh Farid, adalah melindungi diri dari faktor risiko dan penyebab, termasuk imunisasi.

"Vaksin HPV membantu sistem imun mengenal dan menghancurkan virus HPV sebelum menginfeksi serta menahan laju penyakitnya," katanya.

Kompas.com

Kamis, 07 Oktober 2010

Mual dan Muntah Tanda Bayi Sehat

Perasaan tidak enak karena mual dan muntah di awal kehamilan sering membuat calon ibu kewalahan. Tapi ternyata ada sisi positif dari gejala yang disebut morning sickness ini, yakni menandakan janin dalam kondisi sehat dan tidak mudah mengalami keguguran.

Diperkirakan 50-90 persen ibu hamil mengalami morning sickness. Dari penelitian yang dilakukan Dr.Ronna L. Chan dan timnya diketahui wanita yang mengalami keluhan morning sickness justru jarang yang mengalami keguguran.



Lantas, apakah ibu hamil yang tidak mengalami morning sickness perlu khawatir? Tidak juga ternyata. "Gejala di awal kehamilan sangat bervariasi pada tiap ibu hamil. Jadi tidak berarti ibu hamil yang lancar-lancar saja di awal kehamilan akan mengalami masalah pada kandungannya," kata Chan dari Universitas North Calorina yang melakukan penelitian ini.

Untuk mengetahui kaitan antara morning sickness dengan risiko keguguran lebih detil, Chan tidak hanya melihat ada tidaknya gejala mual muntah tapi juga seberapa lama gejala itu dirasakan. Dalam penelitiannya ia mengamati kesehatan 2.400 ibu hamil di Amerika.

Seluruh ibu hamil yang diteliti terlibat sejak awal kehamilan atau saat mereka sedang dalam program untuk hamil. Sekitar 85 persen ibu hamil mengalami morning sickness dalam beberapa tingkatan dan 53 persen mengalami gejala mual dan muntah.

Sebelum kehamilan menginjak usia 20 minggu, 11 persen responden mengalami keguguran. Kebanyakan adalah ibu hamil yang tidak mengalami gejala morning sickness. "Risiko untuk keguguran pada yang tidak mengalami morning sickness 3,2 kali lebih besar," kata Chan.

Faktor usia juga ikut memengaruhi risiko keguguran. Pada ibu hamil yang berusia kurang dari 25 tahun dan tidak mengalami morning sickness, risiko untuk keguguran empat kali lebih tinggi dibanding ibu hamil yang menderita morning sickness dan risikonya menjadi 12 kali lebih tinggi jika ibu hamil itu berusia lebih dari 35 tahun. Makin lama gejala morning sickness yang dialami, makin rendah pula risikonya untuk keguguran.

Beberapa teori menjelaskan kaitan antara gejala mual muntah tersebut dengan kesehatan janin. "Mual dan muntah selama kehamilan adalah mekanisme untuk meningkatkan kualitas nutrisi ibu hamil serta mengurangi kandungan berbahaya yang mungkin ada dalam tubuh ibu sehingga janin lebih terlindungi," kata Chan.

Kompas.com

Terungkap, Penyebab Darah Tinggi


Meski dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi kemajuan penting dalam penanganan penyakit darah tinggi, namun para ahli belum mengetahui dengan pasti penyebab tekanan darah tinggi. Hingga para ilmuwan dari Inggris berhasil mengungkap adanya kesalahan mekanisme tubuh yang menyebabkan hipertensi.

Tekanan darah tinggi adalah istilah untuk menunjukkan kondisi di mana aliran darah pada arteri dirasa bertekanan terlalu tinggi. Tekanan darah akan dinyatakan tinggi jika angkanya konsisten pada angka 140 mm Hg per 90 mm Hg.

Menurut tim peneliti dari Universitas Cambridge dan Nottingham Inggris, tekanan darah dikontrol oleh hormon yang disebut angiotensis. Jika jumlah hormon itu terlalu banyak akan memicu pembuluh darah berkontrasi sehingga tekanan darah meningkat.

Para ilmuwan yang sudah 20 tahun bergelut mencari tahu hormon itu pada akhirnya berhasil mengungkap cara menghambat pergantian (switch) yang menyebabkan hormon menjadi over produksi sehingga tekanan darah tinggi bisa dicegah.

"Kami telah menemukan langkah pertama dari proses utama dalam pengendalian tekanan darah. Penemuan ini akan membuka kemungkinan strategi terbaru dalam penanangan dan pencegahan hipertensi," kata Profesor Robin Carrell dari Universitas Cambridge.

Ikhwal penemuan ini berawal dari riset yang dilakukan Carrell dan timnya mengenai pre-eklampsia, gangguan kehamilan akibat tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang bisa membahayakan nyawa. Diperkirakan tiap tahunnya 5000 ibu hamil meninggal karena kondisi tersebut.

Selasa, 05 Oktober 2010

Awas, Jangan Memangku Laptop

Tak sedikit orang yang terbiasa menggunakan pahanya sebagai pengganti meja untuk menaruh laptop. Meski praktis, waspadai gangguan kulit yang timbul akibat panas yang muncul dari komputer jinjing tersebut.



Meski rasa panas yang berasal dari mesin prosesor laptop tidak menyebabkan kulit terbakar, memangkunya bisa menyebabkan penggelapan warna kulit yang permanen atau disebut juga dengan istilah toasted skin syndrome. Meski jarang, kulit yang terpapar panas dari laptop juga bisa memicu kanker kulit.

Panas dari laptop bisa mencapai 50 derajat Celsius. Oleh karena itu, kita disarankan untuk tidak memangku laptop terlalu lama. Gangguan kulit merupakan salah satu dari 10 jenis dampak negatif penggunaan laptop bagi kesehatan yang dicatat para ahli.

Pada masa lalu, toasted skin syndrome biasanya diderita oleh para pekerja yang tugasnya berdekatan dengan sumber panas, seperti pekerja di pabrik roti atau pembuat kaca.

"Kulit yang gelap itu jika dilihat di bawah mikroskop mirip dengan kerusakan kulit akibat terlalu lama terpapar sinar matahari," kata dr Kimberley Salkey, profesor dermatologi dari Eastern Virginia Medical School, AS.

Laporan medis beberapa tahun lalu menunjukkan kasus seorang pria dengan temperatur di bagian skrotum atau buah zakarnya meningkat gara-gara terlalu sering memangku laptop. Dalam jangka panjang, hal ini akan menyebabkan produksi sel sperma berkurang sehingga menjadi infertil.

http://health.kompas.com/

Polusi Udara Bisa Memicu Diabetes

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan hubungan kuat antara risiko terserang diabetes dan paparan asap knalpot, asap industri, dan jenis-jenis polusi udara partikulat halus.



Masyarakat yang tinggal di daerah dengan tingkat kualitas udara di bawah batas keselamatan Badan Perlindungan Lingkungan memiliki prevalensi diabetes lebih dari 20 persen lebih tinggi dari orang yang terkena polusi udara lebih sedikit.

"Kita tahu paparan polusi udara adalah faktor risiko penyakit kardiovaskuler," kata John Brownstein, PhD, dari Children's Hospital Boston dan Harvard Medical School. "Ini hanyalah satu bagian dari bukti bahwa dampak polusi kesehatan sungguh serius."

Brownstein dan rekan menghitung data gabungan Badan Lingkungkan Amerika terhadap partikulat udara halus hasil polusi udara. Kemudian menghubungkannya dengan data dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan badan sensus Amerika tentang banyaknya orang yang menderita diabetes selama tahun 2004 dan 2005.

Analisis tersebut menunjukkan hubungan yang kuat dan konsisten antara tingkat diabetes dan tingkat polusi udara.

Walaupun temuan ini tidak membuktikan kaitan langsung polusi udara dengan epidemi diabetes, tetapi cukup menggambarkan peran faktor lingkungan lain dalam meningkatkan risiko diabetes selain fenomena lain yang sekarang sedang marak di dunia Barat, yakni obesitas.

Bahkan, dalam penelitian pada hewan sebelumnya, peradangan kronis telah terbukti dapat meningkatkan resistensi insulin, yang mengarah ke diabetes. Bahan kimia dalam polusi udara telah dihubungkan dengan peradangan ini.

"Untuk itu, kesimpulan kami tentang hubungan ini mungkin lebih kuat terjadi pada orang gemuk. Sebab, banyak bahan kimia terakumulasi dalam lemak," tambah Brownstein.

http://health.kompas.com/