Kamis, 10 Februari 2011

Makanan Berlemak Bikin IQ Anak "Jongkok"

Orangtua yang ingin anaknya cerdas disarankan untuk mengurangi asupan makanan berlemak, bergula, dan mengandung pengawet pada masa tiga tahun pertama usia anak atau biasa disebut periode emas (golden period).



Sejak dalam kandungan sampai usia tiga tahun, otak bayi mengalami perkembangan sangat cepat. Itu sebabnya nutrisi yang baik diperlukan untuk pertumbuhan otak dan kecerdasan.
Sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak yang diberi makanan berlemak, kaya akan gula, dan makanan yang diawetkan memiliki kadar intelegensia (IQ) lebih rendah dibanding dengan anak yang mendapat asupan kaya vitamin dan mineral.
"Kami menemukan bukti bahwa konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan berpengawet berkaitan erat dengan rendahnya nilai IQ di usia dewasa," kata  Kate Northstone, peneliti dari University of Bristol.
Dalam penelitiannya, Northstone dan timnya mengumpulkan data 3.966 anak yang lahir antara tahun 1991 dan 1992. Para orangtua anak-anak lalu diberi pertanyaan tentang pola makan anak mereka di usia 3, 4, 7, dan 8,5 tahun. Kemudian IQ anak ini diukur menggunakan standar yang berlaku ketika si anak berusia 8,5 tahun.
Secara umum pola makan anak-anak itu dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yakni makanan yang "diproses" yang kaya lemak, gula, dan makanan enak, kelompok kedua adalah makanan "tradisional" yang tinggi, daging, dan sayuran, serta makanan "sehat" yang terdiri dari sayur, buah, salad, ikan, nasi, dan pasta.
Anak yang sering mengasup makanan yang diproses di usia tiga tahun mememiliki IQ lebih rendah di usia 8,5 tahun dibanding dengan anak yang pola makannya sehat.
Para peneliti juga menemukan pola makan anak di usia 3 tahun lebih berpengaruh pada kecerdasannya dibanding di usia 4 atau 7 tahun.
Ahli gizi Samantha Heller mengatakan, di masa periode emas otak membutuhkan komponen yang penting agar bisa berfungsi dan berkembang optimal.
"Otak butuh nutrisi yang didapat dari lemak sehat, vitamin, dan mineral. Orangtua yang sibuk biasanya sering tidak sempat menyiapkan makanan sehat untuk anaknya dan menggantinya dengan makanan berlemak yang lebih menarik minat anak," katanya.

Sepatu Olahraga Juga Punya Masa "Pensiun"

Selama masih nyaman dipakai dan secara fisik masih baik, mungkin Anda tidak pernah terpikir untuk mengganti sepatu olahraga andalan. Padahal, sepatu olahraga juga punya masa "pensiun", terutama jika Anda rutin memakainya untuk berolahraga.



Sepatu olahraga yang setia menemani Anda berolah tubuh, terutama sepatu lari, akan kehilangan keseimbangan dan kemampuannya meredam getaran atau goncangan. Jika nekat terus dipakai hal ini beresiko menyebabkan cedera otot serta rasa sakit pada kaki pasca berolahraga.
Karena itu solusi terbaiknya adalah mengganti sepatu olahraga Anda secara berkala. Stephen M.Pribut, ahli kesehatan kaki (podiatry) dan mantan ketua American Academy of Podiatric Sport Medicine, memberikan tips seputar usia sepatu.
Untuk sepatu lari, ganti setiap 350-450 mil ( 700 km) pemakaian. Karena kebanyakan orang tidak pernah menghitung jarak yang sudah ditempuh, maka jarak tersebut setara dengan sembilan bulan penggunaan sepatu pada pelari yang rutin berlatih. Sedangkan untuk sepatu jalan santai, andaikan Anda berjalan sekitar 5 kilometer setiap hari, maka sepatu sneaker kesayangan Anda seharusnya sudah dipensiunkan di bulan kesembilan.
Selain usia sepatu, untuk mendukung kenyamanan kaki, dalam memilih sepatu perlu disesuaikan juga dengan aktivitas yang akan dilakukan. Sepatu untuk lari jarak jauh, lari cepat di perlombaan, serta joging ringan di sore hari tentu berbeda. Seorang yang rajin berolahraga bahkan membutuhkan dua sepatu olahraga, satu untuk olahraga serius dan satu lagi untuk santai dan bergaya.

9 Penyebab Susahnya Buang Air Besar

Mengalami tinja keras, kesulitan buang air besar atau frekuensi "ke belakang" yang tidak teratur, biasanya tidak sampai tiga kali dalam seminggu, merupakan ciri-ciri konstipasi atau sembelit. Persoalan ini sebenarnya cukup umum dialami masyarakat.



Konstipasi dibagi menjadi dua jenis, yakni konstipasi primer dan sekunder. Konstipasi primer merupakan konstipasi fungsional atau tidak ditemukannya kelainan organik di dalam tubuh setelah dilakukannya pemeriksaan. Sedangkan konstipasi sekunder biasanya disebabkan penyakit lain.
Kebanyakan orang mengira kurang serat sebagai penyebab utama konstipasi. Padahal ada banyak pemicu sembelit, mulai dari gaya hidup, obat-obatan, sampai komplikasi penyakit. Berikut beberapa di antaranya.
1. Kurang cairan
Kurang mengonsumsi cairan bisa menyebabkan tinja menjadi keras sehingga sulit dikeluarkan. Minum sedikitnya 8 gelas cairan sehari.
2. Cokelat
Ada beberapa studi yang mengaitkan antara cokelat dengan terjadinya sembelit meski pada beberapa orang konsumsi cokelat justru membantu melancarkan BAB. Bila Anda termasuk penggemar cokelat, Anda bisa mulai menguranginya.
3. Kehamilan dan persalinan
Konstipasi termasuk masalah yang sering dikeluhkan ibu hamil. Biasanya kondisi ini masih akan terus berlanjut pasca persalinan. Gangguan BAB ini terjadi karena melemahnya otot-otot perut atau efek samping dari obat pereda nyeri.
4. Terlalu banyak daging
Pola makan yang rendah serat dan tinggi lemak seperti daging, telur atau keju bisa membuat proses pencernaan menjadi lebih lambat. Karena itu penuhi pula kebutuhan tubuh akan serat dengan mengonsumsi cukup sayuran dan buah.
5. Vitamin
Vitamin secara umum tidak akan menyebabkan konstipasi, tetapi beberapa jenis komponen seperti kalsium dan zat besi bisa jadi pemicu.
6. Pereda nyeri dan antidepresan
Penelitian menunjukkan, orang yang sering mengalami sembelit kebanyakan adalah pengguna obat pereda nyeri dalam jangka panjang. Konstipasi juga terkait dengan antidepresan golongan serotonin reuptake inhibitor (SSRI).
7. Hipotiroid
Hipotiroid atau tidak aktifnya kelenjar tiroid akan memperlambat proses metabolik tubuh dan usus. Tidak semua penderita hipotiroid akan mengalami konstipasi namun biasanya dokter akan meminta pasien konstipasi kronik untuk mengecek kadar tiroidnya.
8. Diabetes
Diabetes yang tidak dikendalikan bisa menyebab kerusakan saraf yang berpengaruh pada kemampuan tubuh mencerna makanan.
9. Kurang olahraga
Gaya hidup kurang bergerak juga bisa memicu konstipasi. Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.

Makanan Sebelum Olahraga

Ada orang yang bisa berolahraga jalan pagi tanpa makan lebih dahulu, tetapi ada pula yang harus makan dahulu. Memang tubuh perlu bahan bakar untuk mendapatkan stamina yang baik. Namun, jika "salah makan" sebelum berolahraga, makanan bisa membuat perut mual atau kembung.



Makanan apa yang terbaik supaya perut tetap nyaman dibawa jalan pagi? Inilah beberapa tip dari klub jalan kaki di Amerika Serikat, American Volkssport Association.
- Bagi yang tidak biasa sarapan bisa minum jus buah untuk mendapatkan sedikit kalori, mengingat semalaman perut habis berpuasa.
- Bagi yang biasa sarapan makanan berlemak, berserat, dan berprotein, tunggulah hingga 3-4 jam agar pencernaan mengolah makanan tersebut. Setelah itu boleh berolahraga. Atau simpan makanan itu untuk disantap seusai berolahraga. Sebagai gantinya, pilih menu sarapan yang ringan saja, seperti roti dan buah-buahan.
- Apabila menu sarapannya ringan atau rendah lemak, lakukan 1-3 jam sebelum berolahraga. Anda akan mendapatkan manfaat dari kalorinya tanpa mengalami gangguan perut.
- Apabila hanya memilih camilan berkarbohidrat seperti pisang, jus buah, yogurt rendah lemak, camilan itu bisa disantap 30-90 menit sebelum berolahraga.

Joging Tanpa Sepatu

Mungkin Anda pernah mendengar nasihat yang menyebutkan melakukan joging bertelanjang kaki bisa mengurangi cedera sendi. Sebenarnya pendapat itu keliru.



Berlari atau joging tanpa alas kaki justru akan mempermudah cedera pada lutut dan pergelangan kaki. Terutama, bila dilakukan di landasan yang keras, misalnya aspal. Selain itu, juga akan membuat lengkung telapak kaki (foot arch) menjadi turun.
Dalam batas-batas tertentu, joging tanpa alas kaki memang dapat membantu meregangkan otot-otot telapak kaki, sekaligus memperkuatnya. Akibatnya, peredaran darah jadi lebih baik. Namun, bila dilakukan dalam waktu yang panjang, kebiasaan ini malam menjadi beban bagi kaki. Apalagi bila pelakunya memiliki berat badan berlebih atau mengalami gangguan bentuk telapak kaki.
Di situlah pentingnya sepatu dalam membantu telapak kaki yang bermasalah, misalnya flatfoot, high arch foot, tip toe, dan lain-lain. Penggunaan sepatu dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang ditimbulkan akibat tekanan besar dan lama, akibat bertelanjang kaki.
Kesimpulannya, joging tanpa alas kaki tidak selalu berdampak baik bagi semua orang. Dan, sepatu tidak selamanya hanya untuk bergaya, seperti yang dikenal saat ini. Tapi, lebih penting lagi, punya fungsi perlindungan bagi kaki.

Menormalkan Gula Darah Menggunakan Tanaman Pagar

Tanaman pagar ini memang tidak begitu populer dibandingkan dengan jenis herba lainnya. Namun, beberapa penelitian justru mengungkap peluang dandang gendis sebagai herba yang potensial menormalkan kadar gula darah.



Menyebut namanya, orang akan teringat salah satu tembang Jawa, yakni Dandang Gulo (gendis). Kertajaya, raja terakhir dari Kerajaan Kediri di Jawa Timur, juga dikenal dengan nama Dandang Gendis. Namun, yang diulas di sini adalah tanaman obat yang biasa tumbuh di daerah tropis. Orang Sunda biasa menyebutnya ki tajam.
Menurut pengembang tanaman obat, Hartini Koentjoro, dandang gendis jika hendak diolah menjadi herbal harus dijadikan ekstrak terlebih dulu. Secara umum, dandang gendis tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus dicampur dengan herba lainnya.
“Biasanya setelah diekstrak dengan cara dikeringkan, dandang gendis dapat dicampur atau dikombinasi dengan meniran. Manfaatnya sebagai ramuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh," ungkap pemilik kebun tanaman obat Sekar Peni ini.
Dandang gendis biasa dicampur dengan meniran karena keduanya memiliki manfaat yang sama, yakni untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Caranya, lanjut Hartini, kedua herba ini direbus bersamaan, lalu ditambahkan sedikit madu agar terasa manis.
Sebagai ramuan pengontrol gula darah, dandang gendis dapat dimanfaatkan tunggal, tanpa campuran. Biasanya dibuat ekstrak kering untuk dijadikan teh. Namun, seperti diingatkan Yayuk dari Tersono Herba Mandiri, kita harus berhati-hati dalam memanfaatan daun dadang gendis sebagai herba, terutama jika direbus.
“Jika dalam bentuk segar, agar saat direbus manfaatnya tidak terbuang, sebaiknya layukan dulu sebelum direbus. Petik daun di pagi hari, sorenya baru diolah,” katanya lagi.
Belum Dikembangkan Tentang khasiat dandang gendis untuk meredakan penyakit diabetes memang cukup menarik. Setidaknya beberapa penelitian membuktikan bahwa herba ini memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
Salah satu penelitian dilakukan oleh Departemen Farmasi Institut Teknologi Bandung. Dalam penelitian tersebut dilakukan penapisan aktivitas antidiabetes berbagai fraksi dari ekstrak air daun dandang gendis menggunakan metode diabetes aloksan dan toleransi glukosa pada mencit galur Swiss Webster jantan.
Simplisia daun dandang gendis diekstraksi dengan air dan difraksinasi lebih lanjut dengan pelarut polar (etanol), semipolar (etilasetat), dan nonpolar (n-heksan). Ekstrak air diuji efeknya terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit diabetes aloksan dengan glibenklamid dosis 0,65 mg/kg bb sebagai pembanding.
Kemudian ekstrak air dan fraksi diuji potensi antidiabetesnya dengan metode toleransi glukosa untuk menentukan fraksi yang paling aktif. Setelah itu dilakukan telaah hubungan dosis 50, 100, dan 150 mg per kg bb ekstrak fraksi yang paling aktif dengan efek antidiabetes yang dihasilkan.
Fraksi tersebut dipisahkan lebih lanjut dengan cara kromatografi preparatif isolat. Hasil kromatografi preparatif diuji untuk menentukan isolat yang paling berpotensi sebagai antidiabetes.
Fakta ini tentu menarik, sayangnya sampai sekarang belum ada perusahaan farmasi yang tertarik untuk mengembangkannya.
Sebagai pencegahan Di kalangan pengobat tradisional dan herba, manfaat dandang gendis sudah lama dikenal. Tak hanya untuk menormalkan laju gula darah, tetapi juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan minuman sehat (jika dibuat ekstrak kering).
Menurut Yayuk, daun dandang gendis memiliki kemiripan dengan meniran. Selain itu, dandang gendis juga memiliki sifat diuretik, sehingga baik untuk peluruh kencing. Meski begitu, ia mengingatkan, penderita gangguan ginjal tetap harus berhati-hati bila hendak mengonsumsi ramuan dandang gendis.
“Secara umum manfaat dandang gendis lebih tepat sebagai pencegahan, bukan pengobatan. Jadi, mereka yang mengalami masalah ginjal ada baiknya tidak sering mengonsumsi ramuan dandang gendis. Bila tetap ingin mengonsumsinya, tidak melebihi segelas ramuan sehari,” ujar Yayuk.
Seperti meniran, dandang gendis juga relatif mudah dipelihara sebagai penghias halaman atau tanaman pagar. Tumbuh kembangnya mudah. Dandang gendis juga merupakan tanaman yang mandiri alias tak perlu perawatan khusus.
“Dibiarkan saja, asal cukup air, minimal sekali seminggu disiram, tanaman ini dapat hidup sendiri,” tuturnya.
Secara fisik dandang gendis hampir mirip tanaman beluntas, meski lebih tinggi dan rimbun. Ciri tanaman ini adalah berbentuk perdu, batangnya tegak dengan tinggi kurang lebih 2,5 meter.  Tanaman ini mempunyai batang yang beruas dan berwarna hijau.
Meramu Ki Tajam
Dandang gendis juga populer disebut ki tajam, khususnya di daerah Jawa Barat. Berikut beberapa contoh ramuannya.
- Menormalkan gula darah
Ambil dua genggam atau 10 gram daun dandang gendis yang telah dilayukan. Kemudian masukkan ke dalam air yang telah mendidih dan rendam di dalamnya sekitar satu menit. Saring untuk diambil airnya. Setelah dingin, dapat langsung diminum
- Daya tahan tubuh
Ambil dua genggam atau 10 gram daun dandang gendis yang telah dilayukan dan 10 gram daun meniran. Kedua bahan dimasukkan ke dalam air yang telah mendidih dan rendam di dalamnya sekitar satu menit. Saring untuk diambil airnya. Setelah dingin dapat langsung diminum. Anda juga dapat menambahkan ramuan tersebut dengan madu secukupnya.
- Minuman sehat
Ambil secukupnya ekstrak (daun yang telah dikeringkan) dandang gendis, kemudian campur dengan air panas seperti membuat teh. Tambahkan sedikit gula batu atau madu sebagai pemanis.